Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah diprediksi masih akan melemah pada perdagangan Rabu (15/6/2016) di tengah kembalinya penguatan dolar Amerika Serikat serta turunnya harga minyak mentah dunia.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan rupiah melemah cukup tajam bersamaan dengan kurs lain di Asia kemarin. Selain volatilitas yang biasa muncul menjelang FOMC meeting, aset berisiko juga kurang menarik di tengah isu Brexit.
Adapun, siang ini pasar menunggu data neraca perdagangan yang diperkirakan melebar surplusnya. Rupiah diperkirakan masih akan melemah pada perdagangan hari ini di tengah kembalinya penguatan dollar serta turunnya harga minyak mentah.
“Akan tetapi dorongan pelemahan diperkirakan temporer. Rencana pemangkasan subsidi solar dan listrik yang terancam batal berpeluang mengoreksi ekspektasi inflasi tinggi ke depan,” kata Rangga dalam risetnya, Rabu (15/6/2016).
Pada sisi lain, dollar index naik tipis walaupun data penjualan ritel AS buruk. Menjelang FOMC meeting yang diperkirakan tidak akan menaikkan FFR target, meningkatnya spekulasi Brexit membuat aset safe haven menjadi incaran. Imbal hasil obligasi Bund 10 tahun untuk pertama kalinya jatuh ke bawah 0% pada penutupan semalam sementara harga minyak anjlok 2%.
FOMC meeting akan disimpulkan pada Kamis dini hari. Pasar menunggu pidato Yellen serta proyeksi indikator makro the Fed.