Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saratoga (SRTG) Tak Minat Akuisisi Saham TAXI Milik Peter Sondakh

Perusahaan investasi milik taipan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) tidak meminati lagi akuisisi saham PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) milik pengusaha kaya Peter Sondakh.

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan investasi milik taipan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) tidak meminati lagi akuisisi saham PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) milik pengusaha kaya Peter Sondakh.

Direktur Utama Saratoga Investama Sedaya Michael W.P. Soeryadjaya menuturkan rencana pencaplokan saham TAXI telah dibatalkan tahun lalu lantaran periode perjanjian telah terlewati.

"Tidak ada minat membeli saham TAXI dan tidak ingin masuk ke sektor transportasi lagi," ujarnya dalam paparan publik, Rabu (15/6/2016).

Memang, Peter Sondakh gencar menawarkan saham TAXI kepada investor sejak tahun lalu. Bahkan, kendaraan investasi bentukan Sandiaga S. Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) berminat mencaplok saham TAXI.

Namun, pada 7 Oktober 2015 silam, manajemen Saratoga bersama PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dan Golden Valley Advisors Inc., selaku pembeli, telah mengakhiri perjanjian dengan Rajawali Corpora. Perjanjian yang diteken pada 6 Juli 2015 terkait rencana pembelian 1,09 miliar saham TAXI.

Michael menjelaskan, emiten bersandi saham SRTG itu akan fokus pada sektor infrastruktur kelistrikan pada tahun ini. Perseroan juga belum berencana untuk kembali masuk ke sektor jalan tol.

Pada tahun ini perseroan memproyeksikan investasi yang disiapkan mencapai Rp1 triliun. Manajemen Saratoga bakal fokus pada bisnis infrastruktur listrik dan barang-barang konsumsi.

Dana yang dirogoh dari kas internal itu dihitung berdasarkan rerata dalam delapan tahun terakhir. Pada periode itu, Saratoga berinvestasi senilai Rp7,3 triliun dan berdivestasi Rp1,7 triliun.

Hingga 31 Maret 2016, perseroan telah menggelontorkan investasi senilai Rp80 miliar, termasuk investasi baru sebesar Rp18,4 miliar. Sebaliknya, divestasi yang dilakukan terhadap PT Pulau Seroja Jaya mencapai Rp98 miliar.

"Rata-rata sekitar Rp1 triliun setiap tahun. Tahun ini juga tidak ada rencana untuk berubah jauh," tuturnya.

Putra Edwin Soeryadjaya dan cucu William Soeryadjaya itu menjelaskan pada tahun ini Saratoga belum membidik kembali penggarapan infrastruktur jalan tol. Melalui PT Lintas Marga Sedaya, Saratoga telah memulai operasi jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sepanjang 116,75 Kilometer.

Manajemen memilih menggarap infrastruktur energi kelistrikan melalui PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang telah merampungkan financial close pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah.

Saratoga juga menggenggam kepemilikan di PT Medco Power Indonesia sebesar 51% saham melalui pembelian oleh PT Saratoga Power dengan nilai US$112 juta. Perusahaan itu mengelola Sarulla Geothermal Independent Power Producer (IPP) sebesar 300 Megawatt.

Michael mengaku tidak akan melepas kepemilikan saham Saratoga di Medco Power. Dia menepis informasi terkait rencana penjualan saham Medco Power oleh perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper