Bisnis.com, JAKARTA— Ruang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (6/6/2016) terbuka seiring harapan kenaikan suku bunga the Fed yang mulai mereda.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan dolar yang mulai melemah di pasar Asia sejak pertengahan pekan lalu dipastikan melanjutkan sentimen pelemahannya pada pekan ini. Hal ini seiring dengan harapan kenaikan suku bunga the Fed yang mulai turun.
Dengan demikian, rupiah diperkirakan memiliki ruang untuk melanjutkan apresiasinya, begitu juga aset berdenominasi rupiah lainnya terutama SUN.
“Faktor eksternal akan mendukung penguatan rupiah tetapi perlambatan ekonomi menjadi hambatan penguatan yang drastis,” katanya dalam riset, Senin (6/6/2016).
Dollar index anjlok 1,6% pada Jumat malam seiring keluarnya rilis data tenaga kerja non –pertanian AS Mei 2016 yang hanya bertambah 38.000. Padahal, rata-rata penambahan 5 tahun terakhir sebanyak 200.000 tenaga kerja.
Menurutnya, terpangkasnya tingkat pengangguran AS hingga 4,7% tidak memengaruhi pesimisme yang tumbuh karena lebih diakibatkan banyaknya angkatan kerja yang keluar dari pencarian pekerjaan. Fokus saat ini masih tertuju pada FOMC meeting pekan depan walaupun saat ini peluang kenaikan FFR target mulai tergerus.
Dari dalam negeri, data cadangan devisa Mei 2016 masih ditunggu dan diperkirakan turun. Selain itu, fokus pasar masih tertuju pada pembahasan RAPBN-P serta tax amnesty.