Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Friderica Widyasari Dewi Jadi Direktur Utama KSEI

Friderica Widyasari Dewi diangkat sebagai direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) periode 2016-2019.nn
Friderica Widyasari Dewi. /JIBI-Dedi Gunawan
Friderica Widyasari Dewi. /JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Friderica Widyasari Dewi diangkat sebagai direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) periode 2016-2019.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Kamis (2/6/2016) secara aklamasi mengangkat Friderica yang akrab disapa Kiki itu sebagai direktur utama hingga 2019. Friderica menggantikan posisi Margeret M. Tang. Sementara, Syafruddin dan Supranoto Prajogo ditetapkan sebagai direktur KSEI periode 2016-2019.

RUPS dihadiri oleh 33 pemegang saham yang memiliki 5.415 hak suara atau 91,16%. RUPST juga menyetujui laporan tahunan perseroan dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris, mengesahkan laporan keuangan perseroan tahun 2015, mengangkat wakil pemegang saham sebagai Anggota Komite Kerja Perseroan periode 2016-2018 dan Anggota Komite Anggaran Perseroan Tahun Buku 2017.

Selain itu, RUPS menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan serta menunjuk kantor akuntan publik yang akan mengaudit buku perseroan tahun buku 2016.

Friderica mengatakan program kerja direksi KSEI 2016-2019 di antaranya merupakan kelanjutan dari rencana strategis yang dikembangkan pada tahun sebelumnya. Dalam waktu dekat salah satu rencana strategis yaitu pengembangan infrastruktur untuk pelaku industri reksadana di Indonesia (S-Invest) yang akan diimplementasikan KSEI tahun ini.

"Sedangkan, untuk rencana strategis lain berupa sistem utama KSEI (C-BEST Next-G) dan AKSes Financial Hub masih terus dikembangkan dengan memperhatikan timeline dan target yang telah ditentukan,” kata Friderica dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com pada Jumat (3/6/2016).

Selain tiga rencana strategis tersebut, saat ini KSEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Self Regulatory Organization (SRO) tengah mengkaji pemungutan suara untuk RUPS yang dapat dilakukan pemegang saham secara elektronik (e-voting).

Saat ini para investor pemegang saham emiten harus hadir atau diwakili orang lain dengan membawa surat kuasa untuk dapat menggunakan hak suaranya dalam RUPS. Kendala akan dihadapi apabila investor harus menghadiri beberapa penyelenggaraan RUPS dalam waktu yang bersamaan.

Saat ini ada sekitar 35% investor yang memiliki lebih dari satu efek. Sepanjang 2015, jumlah RUPS yang diselenggarakan lebih dari satu pada hari yang sama mencapai hampir 50% dari total penyelenggaraan RUPS.

"Tentunya hal ini akan menyulitkan apabila ternyata investor menjadi pemegang saham dan harus hadir di beberapa RUPS di hari yang sama, belum lagi kalau domisili investor tidak sama dengan lokasi penyelenggaraan RUPS. Konsep ini sesuai untuk Indonesia yang memiliki wilayah cukup luas dengan sebaran investor dari berbagai wilayah baik di Indonesia maupun di luar negeri,” ujar Friderica.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper