Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (2/6/2016) setelah investor kecewa dengan Perdana Menteri Shinzo Abe yang tidak memberikan rincian dari paket stimulus fiskal saat mengumumkan penundaan kenaikan pajak penjualan.
Indeks Topix turun 2,2% ke level 1.331,81 pada penutupan perdagangan. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average merosot 2,3% ke posisi 16.562,55.
Yen terpantau menguat 0,28% atau 0,31 poin ke 109,23 per dolar AS.
Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan peningkatan pajak penjualan akan ditunda sampai Oktober 2019 dari April 2017 dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah ekonomi yang berani pada musim gugur mendatang, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
Harapan stimulus baru meningkat setelah surat kabar Nikkei melaporkan bahwa pemerintah akan menyediakan paket pengeluaran sebesar 10 triliun yen (US$91,8 miliar).
Mitsushige Akino dari Ichiyoshi Asset Management Co. mengatakan penundaan kenaikan penjualan tidak akan mengubah jalannya perekonomian saat ini.
"Keyakinan pada Abenomics menurun, kita harus menunggu seberapa besar paket stimulus yang akan dirilis," katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/6/2016).
Sektor ritel, yang mendapatkan keuntungan dari penundaan pajak penjualan, sebagian besar melemah. Operator Supermarket Aeon Co turun 1,5%, sedangkan peritel terbesar Jepang Seven & I Holdings Co melemah 1,6%.
Sementara itu, Honda Motor Co merosot 4,2 persen setelah penjualan di Amerika Serikat turun 4,8% bulan lalu, sementara Mazda Motor Corp turun 3,2% setelah pendapatan dari Amerika Utara turun 4,3% pada periode yang sama.