Bisnis.com, JAKARTA—Harga surat utang negara (SUN) di pasar sekunder masih akan bergerak terbatas di tengah masih minimnya katalis dari dalam dan luar negeri.
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan dari dalam negeri agenda yang dinantikan oleh pelaku pasar adalah data inflasi bulan Mei 2016 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada Rabu (1/6/2016)
Sementara, dari faktor eksternal, ekonomi Amerika Serikat pada kuartal I/2016 tumbuh 0,8% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, sedikit di bawah estimasi analis yang sebesar 0,9% dan naik dari estimasi sebelumnya yang sebesar 0,5%.
Adapun dari pidato Gubernur Bank Sentral Amerika, Janet Yellen, yang disampaikan di Universitas Havard, belum memberikan kepastian kapan Bank Sentral Amerika akan menaikkan tingkat suku bunga acuan, meskipun pada saat yang sama menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan akan tepat dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
Pasar surat utang Amerika bereaksi negatif terhadap pidato tersebut dengan mengalami kenaikan imbal hasil, dimana imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun naik pada level 1,851% dari level 1,83% pada penutupan sebelumnya. Sedangkan imbal hasil surat utang Jerman (bund) pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan perubahan yang terbatas dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, dilevel 0,144% setelah sempat diperdagangkan di kisaran 0,12%.
Sementara itu secara teknikal, kenaikan harga SUN yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah mendorong terjadinya sinyal pembalikan arah tren pergerakan harga SUN dari tren penurunan berubah mejadi tren naik. Hal tersebut diperkirakan akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga SUN pada perdagangan hari ini.
“Hanya saja kami perkirakan volume perdagangan masih belum cukup besar di tengah pelaku pasar yang masih akan menatikan beberapa data ekonomi di pekan ini serta masih berlanjutnya aksi jual Surat Berharga Negara oleh investor asing,” kata Made dalam riset, Senin (30/5/2016).