Bisnis.com, JAKARTA - Harga surat utang negara (SUN) pada hari ini diperkirakan akan bergerak bervariasi dengan peluang kembali melemah melanjutkan koreksi harga yang terjadi pekan lalu.
Selain itu, pelemahan juga lantaran antisipasi investor menjelang pelaksanaan lelang SUN pada Selasa, 10 Mei 2016.
I Made Adi Saputra, analis fixed income PT MNC Securities mengatakan secara teknikal, harga SUN masih berada dalam tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek masih berpeluang untuk mengalami penurunan. Hanya saja, dengan adanya koreksi harga yang terjadi, imbal hasil dari SUN menjadi cukup menarik untuk kembali diakumulasi di tengah tren penurunan tingkat bunga deposito perbankan.
Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN dengan strategi trading jangka pendek di tengah kondisi harga SUN yang bergerak berfluktuasi.
“Kami menyarankan pembelian secara bertahap pada SUN dengan tenor panjang di saat harga mengalami penurunan (BUY on Weakness) dengan pilihan pada seri FR0064, FR0071, FR0073, FR0058, FR0068 dan FR0067,” katanya dalam riset, Senin (9/5/2016).
Faktor lain yang dicermati investor adalah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah beserta Bank Indonesia guna memperbaiki kinerja di kuartal II/2016 akan menjadi perhatian investor setelah data pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2016 di bawah estimasi. Selain itu investor akan menantikan hasil review dari lembaga pemeringkat S&P terhadap peringkat utang Indonesia.
Pada tahun lalu, lembaga pemeringkat S&P merevisi prospek peringkat Indonesia dari stabil menjadi poitif dengan tetap mempertahankan pada peringkat "BB+". Revisi tersebut mencerminkan peluang dinaikkannya peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi oleh lembaga pemeringkat S&P.
Sedangkan dari perdagangan surat utang global, imbal hasil surat utang global bergerak cukup bervariasi. Imbal hasil dari US Treasry dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan pada level 1,7789% setelah bergerak dalam rentang perubahan yang cukup besar merespon data sektor tenaga kerja Amerika yang lebih rendah dari yang diperkirakan.
Data tenaga kerja Amerika menunjukkan bahwa tenaga kerja di luar sektor pertanian (Non Farm Payrolls) April 2016 tumbuh sebesar 160.000 tenaga kerja, dibawah estimasi yang sebesar 200.000 tenaga kerja serta turun dibandingkan dengan data revisi pada Maret 2016 yang sebesar 208.000 tenaga kerja.
Angka pengangguran juga masih sebesar 5% dengan angka partisipasi sebesar 62,8%. Data sektor tenaga kerja masih menjadi pusat perhatian ekonomi Amerika, di mana data tersebut akan menjadi pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menentukan kebijakan moneternya.
