Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham AS melemah dengan indeks S&P 500 merosot ke level terendah dalam tiga minggu terakhir di tengah kecemasan yang muncul kembali atas perlambatan pertumbuhan global.
Indeks Standard & Poor’s 500 melemah 0,9% ke level 2.063 pada penutupan perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 140,25 poin atau 0,8% ke posisi 17.750,91.
Data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan di Inggris dan China mengingatkan investor akan pelemahan global yang sempat menekan indeks ke level terburuk pada awal tahun lalu.
“Ekonomi global tidak terlalu kuat walaupun AS menjadi yang terbaik. Indeks sudah menguat cukup tinggi selama beberapa bulan terakhir sehingga kita akan masuk pada fase konsolidasi,” kata Joe Bell dari Schaeffer Investment Research Inc. kepada Bloomberg.
Lonjakan yang dipicu oleh kenaikan harga minyak yang mendorong indeks S&P 500 rebound 15% persen dari level terendah bulan Februari telah berkurang bulan lalu di tengah lesunya laporan keuangan perusahaan, yang menandakan kurangnya sentimen kenaikan pertumbuhan ekonomi dan memudarnya kepercayaan konsumen.
Saham komoditas anjlok, dengan emiten sektor energi melemah paling tajam karena melemahnya harga minyak mentah, sedangkan sektor perbankan membukukan penurunan terbesar sejak 7 April. Apple Inc. menghentikan reli beruntun terpanjang sejak tahun 1998, sedangkan Pfizer Inc menguat 2,7% karena membukukan pendapatan yang melebihi perkiraan.
Sejauh ini, laporan keuangan perusahaan tidak mengindikasikan pulihnya ekonomi dari penurunan selama empat kuartal berturut-turut.
Apple Inc, Microsoft Corp, dan Alphabet Inc seluruhnya memperkirakan pendapatan akan berada di bawah estimasi analis, sehingga menekan saham sektor teknologi walaupun Facebook Inc. dan Amazon melampaui perkiraan analis.