Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RELIANCE SECURITIES: IHSG Masih Diprediksi Mixed, Cenderung Tertekan

Indeks harga saham gabungan hari ini diprediksi masih bergerak mixed dan dalam keadaan tertekan.

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan hari ini diprediksi masih bergerak mixed dan dalam keadaan tertekan.

Lanjar Nafi, Analis PT Reliance Securities mengatakan bila dilihat dari teknikal, IHSG break out bullish trend line dan MA50 support level meskipun mampu bertahan pada golden ratio 38,2% dari luas wave penguatan sebelumnya di level 4.800.

Indikator stochastic juga kembali terkonsolidasi pada area dekat jenuh jual meskipun dengan momentum bearish dari indikator RSI.

"Sehingga dapat disimpulkan IHSG masih akan mixed dan bergerak dalam keadaan tertekan dengan range pergerakan 4.788-4.880," katanya dalam riset, Selasa (3/5/2016).

Dia menilai, pergerakan IHSG cukup tertekan meski sudah disuguhkan fraksi harga saham yang baru oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dinilai cukup menguntungkan trader.

Hal ini terlihat dari capital outflow yang menjadi bayangan hitam di mana investor asing kembali tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp503,91 miliar seiring kurangnya kepercayaan investor terhadap ekonomi Asia dari hasil laporan kurtal pertama.

Adapun, sebenarnya data ekonomi Indonesia cukup baik, terlihat indeks aktifitas manufaktur positif mengalami kontraksi dengan ekspetasi dan nilai deflasi yang cukup tinggi secara bulanan dimana diperkirakan hanya sebesar -0,24% namun ternyata rilis dua kali lipat di level -0,45%.

"Pasca rilisnya data ekonomi di awal bulan tersebut dinilai dapat menjadi dorongan IHSG disesi kedua."

Sementara itu, melanjutkan aksi jual di awal Mei, bursa Asia ditutup negatif dengan pelemahan dipimpin oleh bursa saham Jepang. Nilai tukar Yen mendekati level terkuat dalam 18 bulan terakhir akibat pemerintah menahan stimulus dan pengurangan aset beresiko besar oleh investor menjadi sentimen negatif utama. Meskipun bila melihat data ekonomi Jepang yang cukup baik di.mana aktifitas manufaktur tumbuh 48,2 dari 48,0 dan penjualan mobil melesat 7,2% dari -3,2%.

Bursa Eropa bergerak melawan arus jual dan mulai terlihat rebound. Pemicunya adalah data indeks aktifitas manufaktur di Eropa rata-rata membaik dilevel 51,7 dari 51,5 dan di Jerman sebesar 51,8 dari 51,9. Sentimen selanjutnya yakni data indeks harga produksi di Eropa pasca naiknya aktifitas manufaktur di Eropa dan Jerman. Pemberian pinjaman ke Italia menjadi faktor lain yang membuat harga saham emiten perbankan kembali jatuh ke level terendah.

Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan hari ini diprediksi masih bergerak mixed dan dalam keadaan tertekan.
Lanjar Nafi, Analis PT Reliance Securities mengatakan bila dilihat dari teknikal, IHSG break out bullish trend line dan MA50 support level meskipun mampu bertahan pada golden ratio 38,2% dari luas wave penguatan sebelumnya di level 4.800. Indikator stochastic juga kembali terkonsolidasi pada area dekat jenuh jual meskipun dengan momentum bearish dari indikator RSI.
"Sehingga dapat disimpulkan IHSG masih akan mixed dan bergerak dalam keadaan tertekan dengan range pergerakan 4.788-4.880," katanya dalam riset, Selasa (3/5/2016).
Dia menilai, pergerakan IHSG cukup tertekan meski sudah disuguhkan fraksi harga saham yang baru oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dinilai cukup menguntungkan trader.
Hal ini terlihat dari capital outflow yang menjadi bayangan hitam di mana investor asing kembali tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp503,91 miliar seiring kurangnya kepercayaan investor terhadap ekonomi Asia dari hasil laporan kurtal pertama.
Adapun, sebenarnya data ekonomi Indonesia cukup baik, terlihat indeks aktifitas manufaktur positif mengalami kontraksi dengan ekspetasi dan nilai deflasi yang cukup tinggi secara bulanan dimana diperkirakan hanya sebesar -0,24% namun ternyata rilis dua kali lipat di level -0,45%.
"Pasca rilisnya data ekonomi di awal bulan tersebut dinilai dapat menjadi dorongan IHSG disesi kedua."
Sementara itu, melanjutkan aksi jual di awal Mei, bursa Asia ditutup negatif dengan pelemahan dipimpin oleh bursa saham Jepang. Nilai tukar Yen mendekati level terkuat dalam 18 bulan terakhir akibat pemerintah menahan stimulus dan pengurangan aset beresiko besar oleh investor menjadi sentimen negatif utama. Meskipun bila melihat data ekonomi Jepang yang cukup baik di.mana aktifitas manufaktur tumbuh 48,2 dari 48,0 dan penjualan mobil melesat 7,2% dari -3,2%.
 
Bursa Eropa bergerak melawan arus jual dan mulai terlihat rebound. Pemicunya adalah data indeks aktifitas manufaktur di Eropa rata-rata membaik dilevel 51,7 dari 51,5 dan di Jerman sebesar 51,8 dari 51,9. Sentimen selanjutnya yakni data indeks harga produksi di Eropa pasca naiknya aktifitas manufaktur di Eropa dan Jerman. Pemberian pinjaman ke Italia menjadi faktor lain yang membuat harga saham emiten perbankan kembali jatuh ke level terendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper