Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian yang dinilai mulai membaik membuat kinerja emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) ikut positif.
Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sekitar 6,5% sepanjang kuartal I/2016.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2016 yang dipublikasikan Jumat (29/4/2016), perseroan berhasil mencatatkan penjualan senilai Rp4,55 triliun atau tumbuh 7,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp4,24 triliun.
Pertumbuhan penjualan terutama didukung oleh pertumbuhan volume, sementara kenaikan harga baru dilakukan secara terbatas pada akhir kuartal I/2016.
Laba kotor tercatat sebesar Rp2,19 triliun, tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama 2015 senilai Rp2,10 triliun. Adapun, marjin laba kotor mengalami penurunan menjadi 48,2% dari 49,5% untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya, dan stabil dibandingkan 48% untuk periode 2015.
Hal ini terutama disebabkan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah serta perubahan bauran bisnis perseroan. Untuk mempertahankan marjin, perseroan berupaya melakukan strategi kebijakan harga dan pengelolaan portofolio produk.
Vidjongtius, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe mengatakan pada kuartal I/2016, perseroan menilai bahwa kinerja Kalbe mulai menunjukkan pertumbuhan bertahap, sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia.
“Dalam kondisi ketidakpastian, pemulihan pasar dan stabilitas Rupiah merupakan indikator yang baik, yang diharapkan akan berlanjut sepanjang tahun. Walaupun masih berada di bawah target, kami menilai pencapaian kinerja ini sebagai awal yang baik untuk mencapai target tahun ini,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (29/4/2016).
Sementara itu, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat tumbuh 6,5% mencapai Rp563,23 miliar dari perolehan sebelumnya Rp528,65 miliar. Pertumbuhan laba bersih yang sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh penurunan marjin laba kotor.
Di awal tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 8% - 10% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih pada kisaran yang sama. Target marjin laba operasional ditetapkan stabil pada tingkat 14% - 15%.
Perseroan juga mempersiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp1 triliun – Rp1,5 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen tetap berkisar pada rasio 40% - 50%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.