Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan pasar obligasi pada Senin (25/4/2016) menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat yang akan digelar pekan ini yang mempengaruhi gerak dolar AS.
“Menjelang pengumuman FOMC meeting Kamis, imbal hasil global mulai naik sejalan dengan penguatan dolar yang merata,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (25/4/2016).
Sentimen tersebut mulai terlihat semenjak perdagangan Jumat, yang mengakibatkan pelemahan rupiah. Diikuti juga oleh kenaikan imbal hasil SUN terutama di tenor menengah dan panjang.
“Dengan potensi pelemahan rupiah tekanan jual juga tampaknya akan terjadi di SUN hingga tengah minggu ini, walaupun kecil peluangnya FFR target akan dinaikkan dalam waktu dekat,” kata Rangga.
Dia mengemukan komentar Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang menyiratkan rencana kenaikan di tahun ini, bisa saja mengembalikan ekspektasi kenaikan Fed Funds Rate target.
“Berita positif untuk SUN sepertinya baru akan datang di awal minggu depan, di mana inflasi April 2016 diperkirakan diumumkan di bawah 4% YoY akibat berbagai pemangkasan harga barang yang di atur oleh pemerintah semenjak awal tahun ini,” kata Rangga.
Dia mengemukakan kondisi likuiditas rupiah terlihat masih terus membanjir, terlihat dari suku bunga interbank yang masih turun walaupun penurunannya tidak lagi securam sebelumnya.
“Ini terkait dengan ekspektasi pemangkasan BI rate yang sudah memudar paling tidak dalam jangka pendek,” kata Rangga.