Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KORPORASI EROPA: Penjualan Ericsson AB turun 2,4%

Ericsson AB membukukan penjualan kuartal pertama di bawah perkiraan analis karena terus mengurangi investasi jaringan dan fokus usaha ke perangkat lunak dan layanan gagal meningkatkan pertumbuhan
/Bloomberg
/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Ericsson AB membukukan penjualan kuartal pertama di bawah perkiraan analis karena terus mengurangi investasi jaringan dan fokus usaha ke perangkat lunak dan layanan gagal meningkatkan pertumbuhan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan turun 2,4% menjadi 52,2 miliar kronor (US6,4 miliar). Sementara itu, prediksi analis yang disurvei Bloomberg rata-rata memperkirakan penjualan sebesar 54,4 kronor. Margin kotor usaha mencapai 33,9%, tidak termasuk biaya restrukturisasi, dibawah perkiraan yang mencapai 36%, karena pendapatan perangkat lunak menurun.

Ericsson tengah meningkatkan penjualan TV dan perangkat lunak berbasis komputasi awan dalam persaingan dengan Huawei Technologies Co dan Nokia Oyj di pasar jaringan nirkabel.

Chief Executive Officer Ericsson Hans Vestberg mengatakan perusahaan berencana untuk fokus pada peningkatan profitabilitas dan penjualan perangkat lunak yang lebih menguntungkan pada tahun 2016, dan mulai mengambil langkah-langkah untuk mengurangi biaya di luar rencana melakukan penghematan hingga 9 miliar kronor per tahun.

"Kami tidak puas dengan pertumbuhan secara keseluruhan dan pengembangan profitabilitas selama beberapa tahun terakhir, dan saya yakin ini akan membuat kita lebih kompetitif dan memungkinkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan pendapatan," katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/4/2016).

Ericsson bermitra dengan Cisco Systems Inc. untuk menjual sistem jaringan yang lebih lengkap kepada operator untuk mengatasi kenaikan trafik data, dan mengakuisisi Envivio untuk membantu memperluas portofolio TV dan video. Ericsson juga mengakuisisi mitra NodePrime Inc, yang menjual perangkat lunak kontrol untuk pasar infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper