Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan rokok PT Bentoel International Investama Tbk. (RMBA) mematok harga pelaksanaan penerbitan saham baru senilai Rp480 per lembar dengan total target perolehan dana Rp13,99 triliun.
Corporate SVC Counsel & Corp. Secretary PT Bentoel Internasional Investama Tbk., Dinar Shinta Ulie, mengatakan rincian lebih detil mengenai syarat dan waktu penawaran umum terbatas (PUT) III diumumkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Penggunaan dana hasil rights issue untuk mengurangi utang perseroan kepada Rothmans Far East B.V.," katanya melalui surat elektronik kepada Bisnis.com, Senin (18/4/2016).
Dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, PUT III dilakukan dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Perseroan menawarkan 29,16 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp50 per saham.
Setiap pemegang 36 saham lama, memiliki hak 145 HMETD, dimana 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan maksimum Rp480 per lembar. Pembayaran harus dilakukan saat mengajukan pemesanan HMETD.
Keseluruhan sisa saham baru yang tidak diserap akan diambil alih oleh British American Tobacco (2009 PCA) Limited, yang juga sebagai pemegang saham utama perseroan dan bertindak selaku pembeli siaga. BAT akan mendapatkan dukungan dana dari B.A.T International Finance p.l.c. untuk menyerap saham rights issue sebagai entitas sepengendali dengan BAT 2009.
Apabila pemegang saham lama tidak menyerap saham right issue, kepemilkan akan terdilusi sebesar 80,1%. Perseroan telah mendapatkan restu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 April 2016.
Emiten berkode saham RMBA itu akan menggunakan dana hasil rights issue untuk mengurangi utang perseroan kepada Rothmans Far East B.V. senilai Rp12 triliun. Selain itu, dana hasil rights issue juga akan digunakan untuk keperluan usaha ekspansi lainnya.
Manajemen emiten berkode saham RMBA itu berencana meningkatkan modal dasar dari Rp1,07 triliun dengan 21,54 miliar lembar saham menjadi Rp5,5 triliun sebesar 110 miliar lembar saham.
Pinjaman dari Rothmans Far East B.V. diperoleh pada 2013 tanpa agunan dengan nilai Rp5,3 triliun. Pada 2014, perseroan telah mencairkan pinjaman tersebut dengan tingkat bunga mengambang 6 bulan JIBOR + 2,7% per tahun.
Fasilitas dan pinjaman ini berlaku hingga 29 Agustus 2016 dan telah diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2018 berdasarkan perjanjian perubahan pada 24 Februari 2015.
Saat yang sama, perseroan juga memperoleh fasilitas pinjaman subordinasi jangka panjang dari Rothmans Far East B.V. senilai Rp6,7 triliun. Utang itu digunakan untuk mengurangi jumlah pinjaman jangka pendek dan modal kerja.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat bunga mengambang 6 bulan JOBOR + 3,75% per tahun. Utang tersebut jatuh tempo pada 30 Juni 2018. Pada akhir tahun lalu, seluruh fasilitas pinjaman telah dicairkan.
Akan tetapi, pada 23 Desember 2015, manajemen RMBA meneken amandemen perjanjian atas pinjaman jangka panjang dari Rothmans Far East B.V., dengan perubahan suku bunga menjadi 0% berlaku efektif pada awal tahun ini.
Hingga akhir tahun lalu, pinjaman bank jangka pendek Bentoel Internasional mencapai Rp1,26 triliun, lebih rendah 62% dari sebelumnya Rp3,35 triliun. Pinjaman jangka panjang membengkak 126% menjadi Rp12 triliun dari Rp5,3 triliun.
Meski menipis 27%, perseroan masih menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp1,63 triliun pada 2015 dari Rp2,25 triliun. Pendapatan yang diraup perseroan meningkat 16% menjadi Rp16,81 triliun dari Rp14,48 triliun.
Per 31 Desember 2015, pemegang saham Bentoel Internasional terdiri dari British American Tobacco sebanyak 85,55%, United Bank of Switzerland AG sebesar 13,41%, dan publik 1,04%.
Pada perdagangan Senin (18/4/2016), saham RMBA naik 1,11% sebesar 5 poin ke level Rp455 per lembar. Saham RMBA memberikan return negatif 22,88% selama setahun dan minus 10,78% sejak awal tahun dengan kapitalisasi pasar Rp3,29 triliun.