Bisnis.com, JAKARTA--Emiten rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk. berencana menerbitkan 36,84 miliar lembar saham baru melalui mekanisme rights issue dengan proyeksi perolehan dana Rp16,2 triliun untuk pembayaran utang.
Pada perdagangan Kamis (14/4/2016), saham RMBA tercatat menanjak 1,12% sebesar 5 poin ke level Rp450 per lembar. Selama setahun, return saham RMBA negatif 20,35% dan minus 11,76% year-to-date dengan kapitalisasi pasar Rp3,25 triliun.
Bila menggunakan harga saham sekarang Rp450 per lembar, perseroan bakal menerbitkan saham baru 36,84 miliar lembar, maka perolehan dana diproyeksi dapat mencapai Rp16,2 triliun.
Bisnis.com telah mengirimkan surat elektronik kepada Legal Director & Corporate Secretary Bentoel Grup Mercy Fransisca Hutahaean untuk meminta konfirmasi terkait aksi korporasi tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan balasan.
Dalam materi paparan publik yang dirilis perseroan melalui keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Kamis (14/4/2016), disebutkan penawaran umum terbatas III (PUT) bakal digelar dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Saham baru yang akan diterbitkan akan memiliki nominal Rp50 per lembar.
Keseluruhan dana dari hasil PUT III akan digunakan untuk mengurangi utang perseroan kepada Rothmans Far East B.V., dan keperluan usaha perseroan lainnya.
Manajemen emiten berkode saham RMBA itu berencana meningkatkan modal dasar dari Rp1,07 triliun dengan 21,54 miliar lembar saham menjadi Rp5,5 triliun sebesar 110 miliar lembar saham.
Pinjaman dari Rothmans Far East B.V. diperoleh pada 2013 tanpa agunan dengan nilai Rp5,3 triliun. Pada 2014, perseroan telah mencairkan pinjaman tersebut dengan tingkat bunga mengambang 6 bulan JIBOR + 2,7% per tahun.
Fasilitas dan pinjaman ini berlaku hingga 29 Agustus 2016 dan telah diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2018 berdasarkan perjanjian perubahan pada 24 Februari 2015.
Saat yang sama, perseroan juga memperoleh fasilitas pinjaman subordinasi jangka panjang dari Rothmans Far East B.V. senilai Rp6,7 triliun. Utang itu digunakan untuk mengurangi jumlah pinjaman jangka pendek dan modal kerja.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat bunga mengambang 6 bulan JOBOR + 3,75% per tahun. Utang tersebut jatuh tempo pada 30 Juni 2018. Pada akhir tahun lalu, seluruh fasilitas pinjaman telah dicairkan.
Akan tetapi, pada 23 Desember 2015, manajemen RMBA meneken amandemen perjanjian atas pinjaman jangka panjang dari Rothmans Far East B.V., dengan perubahan suku bunga menjadi 0% berlaku efektif pada awal tahun ini.
Hingga akhir tahun lalu, pinjaman bank jangka pendek Bentoel Internasional mencapai Rp1,26 triliun, lebih rendah 62% dari sebelumnya Rp3,35 triliun. Pinjaman jangka panjang membengkak 126% menjadi Rp12 triliun dari Rp5,3 triliun.
Meski menipis 27%, perseroan masih menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp1,63 triliun pada 2015 dari Rp2,25 triliun. Pendapatan yang diraup perseroan meningkat 16% menjadi Rp16,81 triliun dari Rp14,48 triliun.
Per 31 Desember 2015, pemegang saham Bentoel Internasional terdiri dari British American Tobacco sebanyak 85,55%, United Bank of Switzerland AG sebesar 13,41%, dan publik 1,04%.