Bisnis.com, BANDUNG—Otoritas bursa membidik dua lagi perusahaan asal Jawa Barat menjadi emiten yang melantai di pasar modal pada tahun ini. Setelah tiga bulan pertama, satu perusahaan telah melakukan penawaran saham perdana, yakni PT Bank Artos Indonesia, Tbk.
Kepala Kantor Busa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bandung Hari Mulyono mengatakan, dengan upaya sosialisasi yang telah dilakukan, pihaknya menargetkan tiga perusahaan pada tahun ini dapat menjadi perusahaan yang dimiliki masyarakat luas atau go public.
“Ekspektasi kami ada tiga perusahaan yang akan menjadi emiten di pasar modal. Satu [perusahaan] yang sudah listing, satu nanti menyusul, satu lagi masih fifty-fifty,” ujarnya seperti dikutip Bisnis, Senin (4/4).
Dia enggan menyebutkan dua perusahaan lain asal Jabar yang sudah merencanakan untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini. “Emiten terdekat semester II. Kita ambil [klasifikasi] paling tingginya manufaktur, dia di subsektornya.”
Selain dua calon emiten yang masih dirahasiakan, Hari mengungkapkan kecenderungan permasalahan bisnis masih menjadi salah satu kendala bagi kebanyakan perusahaan untuk mendaftarkan sahamnya di pasar modal.
“Responnya beragam. Kalau listing apakah menambah kerepotan atau tidak? Sebetulnya kan tidak. Kemudian kalau menjadi perusahaan publik, resep bisnis apa harus diungkapkan juga? Sebenarnya tidak menjadi urusannya bursa efek,” tuturnya.
Dia menekankan hal yang menjadi perhatian bursa efek adalah perkembangan bisnis yang terlapor dalam laporan keuangan, termasuk apabila terjadi penurunan atau declining maupun dalam peningkatan bisnis yang berkaitan dengan asal muasal pendapatan.
“Yang penting bagi bursa adalah keterbukaan si emiten ketika dia melakukan corporate action. Pasti akan berpengaruh terhadap sensitivitas harga saham emiten yang bersangkutan,” sebutnya.