Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran dan galangan kapal, PT Soechi Lines Tbk mencatat laba bersih sebanyak US$40,76 juta sepanjang 2015, tumbuh 22,77% dibandingkan dengan posisi 2014.
Pertumbuhan ditopang oleh peningkatan pendapatan, keuntungan kurs, dan pengurangan beban keuangan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Kamis (31/3/2016), pendapatan perusahaan mencapai US$141,83 juta, tumbuh 11,26%.
Namun, beban pokok penjualan tumbuh lebih tinggi sebesar 18,3% menjadi US$90,12 juta. Alhasil, laba usaha perusahaan berkode emiten SOCI itu terkoreksi 2,32% menjadi US$43,58 juta.
Kendati demikian, SOCI juga mencatat keuntungan dari selisih kurs sebesar US$6,6 juta atau meningkat 374%. Beban keuangan SOCI juga turun 29,6% menjadi US$6,78 juta. Alhasil, laba komprehensif yang diatribusikan kepada entitas induk meningkat 22,77% menjadi US$40,76 juta.
Sebelumnya, Direktur Soechi Lines, Paula Marlina, mengatakan pendapatan perusahaan tahun ini akan tetap stabil kendati harga minyak mentah mengalami tren penurunan. Sebagai perusahaan angkutan bahan bakar minyak, SOCI dinilai tidak terdampak tren penurunan harga minyak mentah.
Paula menerangkan bisnis pengakutan tahun ini akan mengalami peningkatan seiring kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
"Biasanya konsumsi energi, seperti minyak cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Dia mengimbuhkan, tahun ini operasional perseroan juga akan ditambah dengan satu kapal aframax berkapasitas 100.000 DWT (bobot mati). Kapal tersebut sekaligus menggenapkan jumlah armada Soechi menjadi 37 kapal dengan total daya angkut menjadi 1,48 juta DWT.
Tahun ini, Soechi juga berencana menambah tiga hingga lima kapal baru untuk kebutuhan ekspansi. Jumlah kapal yang akan dibeli akan disesuaikan dengan perolehan kontrak dan kapasitas angkutnya.
Untuk kebutuhan tersebut, perusahaan berkode emiten SOCI itu berencana mengalokasikan belanja modal sebesar US$30 juta -- US$50 juta. Paula menyebut, anggaran belanja modal tahun ini akan lebih rendah dibandingkan dengan belanja modal tahun lalu. Pasalnya, tahun ini perseroan tidak lagi mengeluarkan belanja modal untuk bisnis galangan kapal.