Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pengembangan dan penyediaan properti logistik PT Mega Manunggal Property Tbk. menargetkan akan merampungkan pembangunan gudang bagi perusahaan e-commerce Lazada seluas 30.000 meter persegi pada Oktober 2016.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis perseroan melalui PT Bursa Efek Indonesia, Senin (21/3/2016),emiten berkode saham MMLP tersebut berencana membangun 5-6 gudang pada tahun ini. Kuartal II/2016, MMLP memastikan bakal membangun gudang seluas 22.000 meter persegi untuk kebutuhan sewa yang kian mendesak.
"Perseroan juga akan mulai membangun fase kedua gudang e-commerce seluas lebih dari 30.000 meter persegi yang akan disewa mulai paruh kedua tahun ini," tulis manajemen Mega Manunggal Property.
Emiten yang baru IPO tahun lalu itu menganggarkan belanja modal Rp1,2 triliun tahun ini. Saat IPO, perseroan mengantongi dana Rp1,02 triliun.
Perseroan membangun gudang bagi Lazada dalam dua tahap. Pertama, gudang seluas 30.100 meter persegi ditargetkan beroperasi kuartal IV/2016. Kedua, gudang seluas 30.500 meter persegi diperkirakan rampung setahun berikutnya.
Minat
Sebanyak tiga perusahaan terbuka juga menyatakan minat untuk menyewa gedung dengan total luas 35.000 meter persegi. Gudang ini akan dibangun di Jakarta dan Surabaya.
Hingga 2015, MMLP memiliki gudang seluas 163.911 m2 dengan luas yang ditempati mencapai 159.318 meter persegi. Tingkat keterisian mencapai 97%, naik 300 basis poin dibandingkan dengan posisi 2014.
Sementara itu, Direktur Utama Mega Manunggal Property Fernandus Chamsi, mengumumkan kinerja perseroan sepanjang tahun lalu. Pendapatan yang dikantongi MMLP melonjak 15,2% menjadi Rp163,49 miliar dari Rp141,91 miliar.
Pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan yang diraih perseroan juga melonjak 22,74% menjadi Rp16,05 miliar dari Rp13,08 miliar. Sehingga, laba kotor yang dikantongi meningkat 14,4% menjadi Rp147,74 miliar dari Rp128,83 miliar.
Rugi selisih kurs tercatat membengkak 90,3% menjadi Rp28,93 miliar dari Rp15,2 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk justru ambruk 59,9% menjadi Rp114,65 miliar dari Rp286,4 miliar.