KURS RUPIAH 3 MARET: Rupiah Menguat ke Level Terkuat 9 Bulan

Bisnis.com, JAKARTA - Likuiditas perbankan semakin meningkat mengikuti tren apresiasi yang telah mendorong rupiah ke level terkuat dalam 9 bulan pada Kamis (3/3/2016).

Rupiah ditutup menguat 69 poin atau 0,52% ke Rp13.232 per dolar AS. Mata uang Garuda hari ini konsisten menguat antara level Rp13.223—Rp13.285 setelah dibuka menguat 0,2%.

Aliran modal yang semakin deras ke pasar finansial Indonesia mendorong rupiah ke titik terkuat sejak Juni 2015. Aktivitas investor asing hari ini membawa Rp980 miliar ke bursa saham Jakarta dan menekan yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun 10 bps ke 8,006%.

Laju penguatan rupiah hanya kalah dibandingkan dengan won Korea Selatan yang terapresiasi 1,04% dan ringgit yang menguat 0,79% di pasar valas Asia.

Josua Pardede, ekonom dari PT Bank Permata Tbk (BNLI), mengatakan ekspektasi inflasi yang rendah di tengah kenaikan likuiditas perbankan membuat aliran modal ke Indonesia masih tinggi.

Dia menjelaskan penguatan rupiah kali ini tidak dibarengi dengan pengetatan likuiditas seperti pada akhir September. Laju apresiasi rupiah justru menekan suku bunga antar bank karena menurunkan kebutuhan hedging di pasar forward. 

Selisih antara bunga di pasar uang antar bank dengan Jibor juga semakin turun dibandingkan dengan kondisi 5 bulan yang lalu. Jibor overnight kini berada di level 5,13846%, sedangkan rate pasar uang antar bank overnight di level 5,08212%.

“Likuiditas sekarang memang ample karena ada obligasi jatuh tempo dan penurunan giro wajib minimum pada pertengahan bulan ini,” kata Josua.

Dia menambahkan ruang pemangkasan BI Rate lebih rendah masih terbuka meskipun likuiditas di sektor perbankan meningkat karena laju inflasi cenderung rendah. Josua memproyeksikan inflasi sebesar 4,3% pada akhir tahun.

Adapun kurs tengah acuan Bank Indonesia hari ini menguat 54 poin atau 0,41% ke Rp13.260 per dolar AS, telah terapresiasi 6 hari beruntun.

Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index

Sumber: Bloomberg