Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perbankan akhirnya lepas dari tekanan dan mendorong IHSG menguat tajam di akhir pekan.
Namun, sentimen negatif dari spekulasi soal net interest margin dalam seminggu terakhir membuat sektor konsumer melewati sektor keuangan sebagai industri berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia.
IHSG naik 1,61% atau 74,83 poin pada penutupan perdagangan ke level 4.733,15. Indeks terus menanjak setelah dibuka naik 0,8% dan bergerak antara level 4.691,43—4.736,53. Dalam sepekan, IHSG menguat 0,76%.
Indeks sektor finansial akhirnya rebound signifikan dari hantaman sentimen negatif wacana pemerintah menekan bunga kredit ke single digit.
Spekulasi investor soal intervensi pemerintah di bisnis perbankan membuat indeks sektor finansial tergelincir 5,34% dalam 5 hari sebelum hari ini berhasil naik 1,94%.
Tekanan terhadap sektor perbankan selama pekan ini membuat posisi industri keuangan di Bursa Efek Indonesia tergeser oleh sektor konsumer yang dalam reli didorong proyeksi inflasi yang rendah dan akselrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Data Bloomberg menunjukan kapitalisasi pasar industri consumer goods telah melewati market cap industri finansial yang selama ini menjadi motor penggerak IHSG.
Porsi industri barang konsumer terhadap IHSG kini mendekati 25,8%, dibandingkan porsi emiten finansial yang sekitar 24%. Pada akhir 2015, sektor finansial mencakup 25,64% dari kapitalisasi pasar IHSG dibandingkan dengan porsi industri konsumer yang hanya 23,45%.
Dari 527 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 171 saham menguat, 88 saham melemah, dan 268 saham stagnan.
PT Astra International Tbk (ASII) memimpin IHSG dengan penguatan 5,06% setelah kemarin merilis laporan keuangan, telah rebound 6,25% dalam dua hari terakhir setelah tergelincir 9,22% dalam 4 hari sebelumnya.
Di sisi lain, saham Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kembali merosot tajam dengan pelemahan 6,16%. Anak usaha ASII yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit tersebut terus tertekan setelah melaporkan penurunan 70% pada laba bersih korporasi.
Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 8 indeks sektoral menguat dan 1 indeks sektoral melemah. Penguatan ASII mendorong indeks sektor aneka industri melonjak 4,87%, sedangkan pelemahan AALI membuat indeks sektor agribisnis sendirian tertekan 0,92%.
Keberhasilan IHSG keluar dari zona konsolidasi ditopang oleh situasi yang kondusif di pasar global. Dow Jones dini hari tadi ditutup menguat 1,29%, Nikkei 225 naik 0,3%, sedangkan Hang Seng rebound 2,52%. Stoxx 600 sore ini dibuka naik 0,45%, sedangkan Straits Times mengakhiri perdagangan dengan penguatan 1,73%.
“Pasar saham global yang kondusif dan harga minyak mentah yang bertahan di atas US$30 per barel memberikan ruang penguatan bagi pergerakan IHSG pada perdagangan akhir pekan ini,” kata David Sutyanto, analis dari First Asia Capital.
Harga minyak pekan ini telah menguat hampir 5% dan stabil bergerak di atas US$30 per barel setelah 3 minggu beruntun mencatatkan pelemahan.
Harga minyak yang stabil juga memicu penguatan harga kontrak komoditas logam di pasar berjangka. Nikkei diperdagangkan menguat 1,6% ke US$8.475 per ton di London, sedangkan tembaga naik 1,54% ke US$210
Indeks Bisnis27 ditutup menguat 2,16% atau 8,52 poin ke level 403,93, sedangkan rupiah berakhir menguat 31 poin ke Rp13.382 per dolar AS di pasar spot.
Saham-saham pendorong utama IHSG:
ASII | +5,06% |
BBRI | +3,59% |
UNVR | +2,69% |
BBCA | +2,68% |
Saham-saham penekan utama IHSG:
AALI | -6,16% |
TOWR | -2,44% |
SCMA | -1,36% |
MYRX | -2,99% |
Sumber: Bloomberg