Bisnis.com, SHANGHAI--Seng melonjak ke level tertinggi sejak Oktober dan terus bergerak menghijau seteah terjadi pemangkasan produksi untuk memperketat pasokan global.
Data Bloomberg menunjukkan pada perdagangan Jumat (19/2) harga seng meningkat 2,8% atau 47,5 poin menjadi US$1.744,5 per ton.
Daniel Hynes, Senior Commodities Strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Sydney menuturkan, pengetatan pasokan seng jauh lebih cepat dibandingkan komoditas logam lainnya.
"Pasar sudah cukup seimbang tahun lalu, jadi kali ini seng tidak menderita kelebihan pasokan seperti logam lainnya," ungkapnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/2/2016).
Perusahaan produsen seng seperti Glencore Plc, Nyrstar NV, dan smelter terbesar di China sudah mengumumkan pengurangan produksi. Menurut Mitsui Mining & Smelting Co. sebagai produsen terbesar di Jepang, pasar akan mengalami defisit 440.000 ton pada 2016 yang menjadi catatan tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Seng menjadi komoditas logam terbaik sementara di London Metal Exchange (LME) sepanjang 2016 dengan kenaikan sebesar 10%. Timah di peringkat kedua dengan pertumbuhan 8,4%.