Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA ASIA 22 FEBRUARI: Penguatan Indeks MSCI Ditopang Bursa China

Saham Asia reli karena adanya pelemahan yen yang memicu kebangkitan saham Jepang dan China didukung keuntungan saham bangsa. Pound tergelincir di tengah perpecahan dalam partai politik yang berkuasa.
Bursa Hong Kong kuatkan indeks MSCI Asia Pasifik/Reuters
Bursa Hong Kong kuatkan indeks MSCI Asia Pasifik/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Saham Asia menguat karena adanya pelemahan yen yang memicu penguatan bursa Jepang dan China.

Indeks MSCI Asia Pacific Index naik 0,3% menjadi 119,50 pukul 09.42 WIB pada perdagangan Senin (22/2/2016) untuk keempat kalinya dalam enam hari kemarin.

Hampir seluruh saham Asia menghijau, yakni Topix naik 0,24% dan Jepang Nikkei 225 Stock Average naik 0,58%.

Bursa China juga naik dengan Shanghai Composite Indeks 1,26% dan Shenzhen Composite Naik 1,39%. Indeks Hang Seng juga menguat 0,81% namun Kospi turun 0,32%.

Australia S & P / ASX 200 Index naik 0,7% karena Brambles Ltd melonjak terbesar sejak 2008 di tengah keuntungan di atas perkiraan penjualan. S & P / NZX 50 Index Selandia Baru turun 0,1% jatuh untuk pertama kalinya dalam enam hari.

Pasar di Thailand dan Sri Lanka ditutup untuk liburan. Indeks FTSE Cina A50 futures naik 0,1%.

Indeks Topix Jepang menguat dengan adanya penurunan yen awal pekan ini, sedangkan pemecatan Securities Regulatory Commission pasar utama China yakni Xiao Gang sehingga memicu kemajuan ekuitas di Shanghai dan Hong Kong.

Mata uang Inggris melemah terhadap dolar  dalam satu bulan terakhir setelah Walikota London Boris Johnson, seorang tokoh politik yang populer dan terkenal, mengatakan dia akan berkampanye yang disebut Brexit untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa dalam referendum bulan Juni, dan menempatkan dirinya bertentangan dengan Perdana Menteri David Cameron.

Ini memacu poundsterling untuk membalikkan keuntungannya yang dibuat Jumat lalu, ketika Cameron mengamankan kesepakatan pada istilah keanggotaan dengan para pemimpin Uni Eropa.

Ahli Strategi Pasar IG Ltd di Melbourne Evan Lucas mengatakan Brexit akan menjadi salah satu peristiwa terbesar pada tahun 2016.

"Keputusan Boris Johnson selama akhir pekan untuk mendukung kampanye Brexit telah menyebabkan pound untuk bergerak liar. Dia secara luas diyakini menjadi pemimpin berikutnya dari Partai Konservatif dan sangat populer - posisinya memiliki banyak pengaruh," tandasnya seperti dikutif Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Atiqa Hanum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper