Bisnis.com, JAKARTA - IHSG berbalik tertekan di akhir sesi I Selasa (16/2/2016), tergelincir ke zona merah bersama rupiah.
IHSG turun 0,25% atau 11,69 poin ke level 4.729,04 pada jeda siang. Indeks terus merosot sejak memuncak pada setengah jam setelah pembukaan perdagangan, bergerak antara level 4.732,68—4.763,70.
Pelemahan IHSG terjadi justru saat mayoritas indeks bursa Asia menguat.Indeks Nikkei 225 bergerak menguat 1,25%, Hang Seng naik 1,64%, sedangkan Straits Times naik 1,12% setelah pagi tadi dibuka melemah.
Rupiah juga berbalik tertekan pada tengah hari setelah sempat menguat hingga 84 poin ke Rp13.295 per dolar AS, diperdagangkan melemah 3 poin ke Rp13.382 per dolar AS pada pukul 12.05 WIB.
Sebanyak 121 saham menguat, 110 saham melemah, dan 296 saham stagnan dari 527 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 4 indeks sektoral melemah dan 5 indeks sektoral menguat. Indeks sektor konsumer yang turun 1,01% adalah penahan utama pergerakan IHSG.
Dua saham konsumer yang menjadi beban terberat IHSG adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) yang turun 1,38% dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang turun 1,98%.
Namun, William Surya Wijaya dari Asjaya Indosurya Securities menyatakan IHSG masih berada dalam tren positif dan akan menembus level 4.800 dalam waktu dekat.
Kepercayaan investor asing atas kinerja ekonomi Indonesia tampak dari arus modal yang terus mengalir ke pasar finansial di Tanah Air. Namun, dia mengingatkan IHSG masih berpotensi berfluktuasi mengikuti pergerakan harga komoditas.
"Target resistance saat ini berada pada level 4.821 yang terlihat akan dapat digapai dalam waktu dekat, dengan catatan kondisi global dan regional turut mendukung," ungkap WIlliam.
Harga minyak WTI bertahan di atas US$30 per barel hingga tengah hari, bergerak menguat 4,48% ke US$30,76 per barel pada pukul 11.46 WIB.