Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Wall Street kembali merosot tajam seiring semakin menipisnya kepercayaan investor atas kemampuan bank sentral mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Indeks Dow Jones jatuh 254,56 poin atau 1,6% ke level 15.660,18 pada penutupan perdagangan Kamis (11/2/2016), sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 merosot 1,23% ke level 1.829,08.
Laju pelemahan indeks menipis pada akhir perdagangan setelah S&P 500 sempat jatuh lebih dari 2,3% pada perdagangan intraday dengan saham-saham perbankan sebagai beban utama. Indeks tersebut saat ini 14% di bawah rekor historis yang dibukukan pada Mei tahun lalu dan mendekati level terendah dua tahun.
“Kebijakan bank sentral dan keraguan atas efektivitasnya adalah sentimen utama saat ini. Apa yang The Fed mungkin lakukan, apa yang The Fed katakan, dan apa yang diharapkan pasar saat ini tidak nyambung,” kata Leo Grohowski dari BNY Mellon Wealthe Management di New York kepada Bloomberg.
Sinyal dari European Central Bank dan Bank of Japan gagal mendongkrak pergerakan saham di Eropa dan Jepang yang terseret kecemasan atas perlambatan pertumbuhan perekonomian global.
Kemarin, reli di Wall Street terhenti di penghujung perdagangan tertekan oleh spekulasi The Fed akan menunda penaikan suku bunga karena ekonomi AS tumbuh kurang kuat. Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan kepada Kongres gejolak di pasar bisa mengadang laju pertumbuhan ekonomi.
Citigroup yang jatuh 6,6% dan Bank of America yang tergelincir 6,9% memimpin pelemahan sektor perbankan di Wall Street. Adapun saham Boeing anjlok 6,8% setelah muncul kabar rencana otoritas bursa memeriksa pembukan emiten produsen pesawat terbang tersebut.