Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Saham Alphabet Tahan Pelemahan Tajam Wall Street

Indeks Dow Jones melemah 0,1% atau 17,12 poin ke level 16.449,18 pada perdagangan Senin (1/2/2016), sedangkan indeks Standard & Poors 500 turun 0,04% ke level 1.939,38.
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Penguatan saham Alphabet turut menopang pelemahan tipis indeks Wall Street di tengah tekanan penurunan tajam harga minyak di pasar komoditas.

Indeks Dow Jones melemah 0,1% atau 17,12 poin ke level 16.449,18 pada perdagangan Senin (1/2/2016), sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 turun 0,04% ke level 1.939,38.

Kedua indeks berakhir hanya bergerak tipis dari penutupan sebelumnya setelah sempat jatuh lebih dari 1% mengikut harga minyak mentah yang koreksi tajam setelah indeks PMI menunjukkan kondisi industri manufaktur China masih memburuk pada 2016. 

Minyak WTI telah merosot 6,51% ke harga US$31,43 per barel pada pukul 03.52 WIB, sedangkan Brent turun 5,47% ke US$34,02 per barel pada pukul 04.13 WIB.

“Biasanya ketika minyak sejatuh ini saham juga turun. Namun, investor sudah lelah setelah pasar dua minggu berfluktuasi tajam. Bank sentral dan investor yang berekasi atas dasar pendapatan emiten juga menopang pergerakan,” kata Larry Peruzzi dari Mischler Financial Group kepada Bloomberg.

Pendapatan iklan Alphabet, holding grup Google, naik 17% year on year ke US$19,08 miliar pada kuartal IV/2015 dalam laporan keuangan yang dirilis setelah penutupan pasar saham. Saham Alphabet naik 1,22% di penutupan dan melonjak hingga 9% di perdagangan after-hour.

Sentimen positif di akhir perdagangan juga dipicu oleh pernyataan Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer. Fischer mengatakan The Fed mengkaji dampak dari gejolak di pasar finansial dan menegaskan kebijakan moneter The Fed tidak ditentukan sebelumnya (predetermined).

Beberapa data ekonomi juga dirilis kemarin malam. Indeks manufaktur ISM berada di level 48,2 pada Januari, bergerak tipis dari 48,0 pada Desember. Belanja rumah tangga AS dilaporkan stagnan pada Desember setelah naik 0,5% pada November di saat nilai tabungan rumah tangga naik ke level tertinggi sejak 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper