Bisnis.com, JAKARTA— NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (21/1/2016) bergerak di kisaran 13.815 hingga 14.040.
"Kami masih memperkirakan laju rupiah cenderung menguat terbatas di support 14.040 dan resisten 13.815," kata Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada dalam risetnya.
Dirilisnya proyeksi IMF terhadap ekonomi global, ujar dia, nyatanya membuat sejumlah mata uang di Asia tak berdaya.
International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan global di tahun ini, sehingga memicu pelaku pasar untuk melakukan aksi jual terhadap beberapa valuta asing.
Disisi lain, tambahnya, pelemahan minyak yang kembali di level terendah dan hingga kini seolah belum menemukan bottom-nya, masih menjadi rentetan sentimen negatif beberapa mata uang negara berkembang. Khususnya yang sangat berpengaruh terhadap komoditas.
Reza mengatakan rupiah sejalan dengan yuan. Meski pelemahan ini seiring dengan pesimisme keadaan ekonomi yang membuat pelaku pasar melakukan tekanan aksi jual, dan lebih memegang dolar AS untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi untuk sementara waktu.
Dikemukakan tren pelemahan yang terjadi pada rupiah dapat dimungkinkan kembali berlanjut jika tidak ada intervensi dari peningkatan volume beli.
Apalagi jika melihat laju yuan yang masih melemah dan laju dolar AS yang tetap naik.
"Kami masih berharap akan adanya penguatan, agar laju rupiah tidak semakin dalam penurunannya. Tetap mewaspadai jika tren pelemahan kembali terjadi. Kemarin rupiah berada di 13.964," kata Reza.