Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah masih ditutup melemah tipis hingga 0,02% atau 3 poin ke Rp13.910 per dolar AS di pasar spot, Jumat (15/1/2016).
Hingga awal sesi II IHSG, rupiah masih menunjukkan penguatan setelah dibuka naik 0,29% di Rp13.867 per dolar AS.
Tidak hanya rupiah, hampir semua mata uang Asia Tenggara semua melemah. Hanya won Korea dan yuan China naik tipis masing-masing 0,01% dan 0,06%.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik melaporkan aktivitas perdagangan internasional Indonesia sepanjang Desember menghasilkan defisit US$236 juta.
Defisit perdagangan turun dibandingkan defisit US$408,0 juta yang tercatat per November.
Nilai ekspor Indonesia turun 17,66% year on year pada Desember menjadi US$11.111,2 juta, sedangkan nilai impor turun 16,02% menjadi US$12.122,1 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia turun 14,62% pada 2015 dari US$176,29 miliar menjadi US$150,25 miliar. Adapun nilai impor turun 19,89% dari US$178,18 menjadi US$142,74 miliar.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya mengatakan Rupiah secara umum masih akan tertekan sentimen penguatan dolar di pasar global.
“Akan tetapi harga minyak yang mulai naik serta optimisme pasca pemangkasan BI Rate bisa mendorong penguatan rupiah ke depan, “ katanya.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index:
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
15/1/2016 | 13.910 | -0,02% |
14/1/2016 | 13.907 | -0,52% |
13/1/2016 | 13.835 | +0,54% |
12/1/2016 | 13.910 | -0,35% |
11/1/2016 | 13.862 | +0,44% |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel