Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB kembali menguat.
Dolar menguat di hari ketiga perdagangan. Indeks dolar Amerika Serikat ditutup menguat 0,25% ke 98,974.
Indeks dolar AS, yang mengukur nilai tukar dolar terhadap 10 mitra dagang utama AS, meneruskan penguatan di pasar valas antara lain dipicu oleh aksi jual kurs berbasis komoditas akibat penurunan tajam harga minyak.
Dolar terus menjadi incaran bagi investor yang mencari safe haven dari penurunan tajam kurs negara penghasil komoditas.
Dolar Kanada sempat melemah 0,6% ke ke level 0,699 per dolar AS pada perdagangan intraday level terendah sejak Mei 2003. Pelemahan dolar Kanada ke bawah 0,7 per dolar AS terakhir kali terjadi pada 1997, sebelum industri minyak mentah booming di negara tersebut.
Penurunan tajam sebelumnya telah terjadi kepada mata uang Afrika Selatan. Rand rebound 1,3% pada Selasa, setelah jatuh ke level terendah historis yaitu 17,6169 per dolar AS pada Senin.
Mata uang Meksiko, mitra dagang utama Amerika Serikat, juga tergelincir. Nilai tukar peso Meksiko menyentuh level terendah historis pada pekan lalu yaitu di 18,01 per dolar AS.
Morgan Stanley menyatakan pergerakan dolar AS akan sangat berpengaruh pada pergerakan harga minyak. Bank investasi tersebut menyatakan Aset komoditas Minyak mentah, yang biasanya ditopang oleh dolar AS, bisa merosot 10—25% setiap dolar terapresiasi 5%.
Posisi indeks dolar AS
12 Januari
| 98,974 (+0,25%) |
11 Januari | 98,725 (+0,19%) |
8 Januari | 98,540 (+0,33%) |
Sumber: US Dollar Index Spot Rate, 2016