Bisnis.com, JAKARTA-- Pergrakan harga surat utang negara pada hari ini, Rabu (13/1/2016) masih berpeluang mengalami kenaikan meskipun akan dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pasar juga menanti pengumuman BI Rate.
I Made Adi Saputra, Analis fixed income PT MNC Securities memperkirakan harga surat utang negara (SUN) masih berpotensi naik meskipun tidak banyak lantaran tertahan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pelaku pasar hari ini akan mencermati agenda dimulainya rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan berlangsung dua hari.
Agenda yang dinantikan oleh pelaku pasar adalah arah kebijakan moneter dari Bank Indonesia di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global serta ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan tingkat suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Sementara itu dari pasar surat utang global, imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup turun setelah pelaksanaan lelang penjualan US Treasury dengan tenor tiga tahun serta harga minyak dunia yang kembali mengalami penurunan.
Seiring dengan penurunan harga komoditas serta gejolak di pasar saham, investor global lebih memilih untuk menempatkan dananya pada instrumen yang lebih aman (safe haven asset). Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,11% setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup pada level 2,15%.
Adapun secara teknikal, harga SUN masih berada pada area konsolidasi dengan mulai menunjukkan sinyal adanya tren kenaikan harga. Dengan kondisi tersebut maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek berpotensi untuk mengalami kenaikan.
“Kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga menjelang pelaksanaan RDG Bank Indonesia,” kata Made dalam risetnya.
Namun demikian, seiring dengan selisih imbal hasil SUN bertenor pendek dengan tenor panjang, maka investor agar melakukan penjualan SUN bertenor panjang di saat kembali mengalami kenaikan dan bergeser pada tenor pendek. Tenor pendek menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik dengan tingkat resiko yang lebih rendah.
Sebagai informasi, imbal hasil SUN pada perdagangan kemarin mengalami penurunan di tengah ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan tingkat suku bunga acuan. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1bps - 12 bps dimana hampir sebagian besar SUN mengalami penurunan imbal hasil.
Imbal hasil SUN dengan tenor 1 tahun- 10 tahun terlihat mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan SUN tenor di atas 10 tahun. Penurunan imbal hasil tersebut didorong oleh adanya kenaikan harga SUN yang berkisar antara 1bps- 70 bps dengan kenaikan harga yang cukup besar terjadi pada tenor 5 tahun-15 tahun.
Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh ekspektasi pelaku pasar bahwa pada RDG yang akan diadakan pada Rabu dan Kamis pekan ini, tingkat suku bung acuan (BI Rate) berpotensi untuk turun di tengah angka inflasi yang terkendali.