Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tembus US$29/barel, Pemerintah Siap Buka 16 Sektor untuk Asing

Pemerintah berencana membuka peluang investasi asing di 16 sektor industri, termasuk pariwisata dan e-commerce.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Bisnis.com, JAKARTA—Wall Street dan bursa Eropa bergerak positif di saat harga minyak jatuh lebih murah dari US$30/barel. Pemerintah berencana membuka peluang investasi asing di 16 sektor industri, termasuk pariwisata dan e-commerce.

Bursa Global. Wall Street meneruskan momentum positif, Dow Jones menguat 0,72% didorong saham-saham teknologi. Saham otomotif memicu STOXX 600 rebound 0,88% di bursa Eropa setelah 4 hari terpuruk.

Harga Minyak. Minyak WTI jatuh ke bawah harga US$30/barel, sempat melemah ke level US$29,93/barel di perdagangan intraday. Morgan Stanley meramalkan dolar yang terus menguat bisa menekan harga minyak hingga US$20/barel.

Penjualan Mobil di China. Asosiasi Produsen Mobil China memproyeksikan kenaikan penjualan 6% menjadi 26 juta unit pada 2016, meningkat dibandingkan pertumbuhan 4,7% menjadi 24,6 juta uni pada 2015.

Komoditas. Indeks komoditas Bloomberg, yang mengukur pergerakan kontrak berjangka 22 komoditas, merosot 1,5% ke level 74,02 atau level paling rendah sejak 1991.

Daftar Negatif Investasi. Pemerintah berencana membuka peluang investasi asing di 16 sektor industri, termasuk pariwisata dan e-commerce. Investor asing diusulkan boleh menguasai perusahaan di sektor farmasi hinggai 100%.

Permintaan Semen. Asosiasi Semen Indonesia memperkirakan konsumsi semen akan tumbuh 4%—6% dari konsumsi 2015 yang diperkirakan mencapai 61 juta ton.

Aturan Free Float. Sebanyak 10–15 emiten masih belum memenuhi batas kepemilikan publik minimal 7,5%, 7 di antaranya merupakan emiten perbankan.

Obligasi. PT Indonesia Infrastructure Finance berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada pertengahan tahun ini.

WSKT. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyatakan meraup laba Rp1 triliun pada 2015 naik 99% dibandingkan pendapatan Rp501,5 miliar pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper