Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah bertahan menguat di saat mayoritas kurs regional tertekan pada Kamis (7/1/2016).
Data Bloombergmenunjukkan rupiah ditutup ditutup menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.927 per dolar AS. Rupiah ditutup menguat setelah bergerak antara Rp13.870—Rp13.974 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia hari ini kembali tertekan oleh langkah People Bank of China yang meneruskan devaluasi yuan.
Bank sentral China tersebut menetapkan nilai tukar yuan lebih lemah 0,51% ke level paling rendah sejak Maret 2011.
Rupiah bertahan menguat bersama ringgit yang terapresiasi 0,11%. Won ditutup melemah 0,27%, baht Thailand terdepresiasi 0,15%, sedangkan peso Filipina merosot 0,12%.
Renminbi yang diperdagangkan di pasar domestik China merosot paling tajam dengan pelemahan 0,53%, diikuti oleh dolar Taiwan yang terdepresiasi 0,3%.
Pergerakan SUN di pasar sekunder cenderung stabil di tengah gejolak di pasar saham. SUN bertenor 10 tahun melemah tipis 0,02%, sedangkan yield obligasi pemerintah tersebut stagnan di 8,773%.
Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.946 per dolar AS, melemah 83 poin atau terdepresiasi 0,6% dari kurs tengah kemarin.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
7/1/2016 | 13.927 | +0,11% |
6/1/2016 | 13.943 | -0,37% |
5/1/2016 | 13.892 | +0,37% |
4/1/2016 | 13.943 | -0,82% |
1/1/2015 | 13.830 | -0,30% |
Sumber: Bloomberg