Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja reksa dana pendapatan tetap (fixed income) pada tahun ini diproyeksi dapat mencetak tingkat pengembalian investasi (return) di atas realisasi pada 2015 yang hanya 3%.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, sepanjang 2015, return reksa dana saham -14,54% dan reksa dana campuran -7,07%. Di sisi lain, tingkat pengembalian investasi reksa dana pendapatan tetap masih tercatat positif kendati relatif kecil, yakni 3% (year to year).
Di antara 113 produk reksa dana pendapatan tetap yang beredar di pasar, kinerja 23 produk tercatat negatif. Return paling anjlok dibukukan oleh Schroder IDR Bond Fund II sebesar -7,21%, Schroder Dana Obligasi Utama -5,48%, dan Pendapatan Tetap Utama -4,19%.
Sementara itu, produk reksa dana fixed income yang return-nya paling tinggi adalah Mrs Bond Kresna 20,64%, BNI Asset Management Dana Pendapatan Tetap 13,66%, CIMB Principal Prime Income Fund, dan SAM Cendrawasih Fund 8,98%.
Head of Operation and Business Development PT Panin Asset Management (PAM) Rudiyanto mengatakan kalangan manajer investasi menargetkan return reksa dana pendapatan tetap tahun ini bisa mencapai 7%-10%.
Proyeksi tersebut didorong oleh kondisi perekonomian domestik yang mendukung penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Misalnya, tingkat inflasi sepanjang 2015 sebesar 3,35%, penurunan harga listrik, serta penurunan harga BBM.
"BI Rate turun, outlook obligasi akan bagus," tuturnya ketika dihubungi Bisnis.com, Rabu (6/1/2016). Bank Indonesia diharapkan memangkas suku bunga acuan 50-100 basis poin sepanjang tahun ini.
Seperti diketahui, otoritas moneter telah mempertahankan BI Rate pada level 7,5% dalam 10 tahun terakhir sejak penurunan 25 bps pada pertengahan Februari 2015. "Kalau suku bunga turun 1% berpotensi mengerek imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) dari 7%-8% ke kisaran 11%-13%," imbuhnya.
Rudiyanto menambahkan proyeksi kenaikan yield obligasi akan membuat reksa dana pendapatan tetap semakin menarik. Utamanya, bagi investor konservatif yang enggan memilih reksa dana saham yang berpotensi terkatrol kinerja IHSG yang diproyeksi rebound ke kisaran 5.000-5.500 pada akhir tahun ini.
Senior Fund Manager BNI Asset Management Hanif Mantiq mengatakan sepanjang tahun lalu, kinerja reksa dana pendapatan tetap merupakan salah satu yang paling berkilau. Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana jenis ini melesat lebih dari tujuh kali lipat dari sekitar Rp200 miliar menjadi Rp1,5 triliun.
Manager Investasi plat merah ini memproyeksi bank central akan menurunkan BI Rate sebesar 75 bps pada tahun ini. Dengan demikian yield obligasi pemerintah bisa menanjak dan mengerek kinerja reksa dana pendapatan tetap.
Saat ini BNI AM memiliki tiga produk reksa dana pendapatan tetap, yakni BNI-AM Dana Berbunga Tiga yang return-nya tumbuh 7,84%, BNI-AM Dana Pendapatan Tetap 13,66%, dan BNI-AM Dana Syariah 3,23%.