Bisnis.com, JAKARTA—Laju depresiasi rupiah terhenti pada Selasa (5/1/2015), tertahan sentimen positif dari penurunan harga BBM dan inflasi yang melandai.
Rupiah ditutup ditutup menguat 0,37% atau 51 poin ke Rp13.892 per dolar AS di pasar spot, rebound setelah merosot 2,34% pada 7 hari sebelumnya.
Mata uang Garuda hari ini bergerak fluktuatif antara Rp13.782—Rp13.994 per dolar AS setelah dibuka melemah 21 poin ke Rp13.964 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terhenti bersamaan dengan langkah pemerintah menurunkan harga BBM dalam besaran yang lebih besar dari rencana awal.
Harga per liter premium turun dari Rp7.400 ke Rp7.050 di area Jawa, Madura dan Bali, lebih rendah dari rencana awal menjadi Rp7.150 per liter.
Pemerintah juga menetapkan harga premium lebih rendah di luar Jawa, Mandura dan Bali yaitu Rp6.950 per liter. Adapun harga solar turun dari Rp6.700 per liter menjadi Rp5.650 per liter.
“Fase normalisasi yang berlanjut serta pengaruh inflasi rendah global memaksa inflasi terus turun ke 3,35%. Harga minyak Brent dan harga premium yang turun segera mendorong ekspektasi inflasi yang lebih rendah,” kata Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo optimistis laju inflasi bertahan landai pada 2016 sesuai target BI pada kisaran 3–5%.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI pagi tadi ditetapkan di Rp13.931 per dolar AS, merosot 33 poin dari kurs kemarin.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
5/1/2016 | 13.931 | -0,24% |
4/1/2016 | 13.943 | -0,82% |
1/1/2015 | 13.830 | -0,30% |
31/12/2015 | 13.788 | -0,00% |
30/12/2015 | 13.788 | -0,66% |
Sumber: Bloomberg