Bisnis.com, JAKARTA—PT Kino Indonesia Tbk. menargetkan bakal menghimpun pertumbuhan laba sebesar 44% secara tahunan pada 2016, ditopang ekspansi agresif perusahaan pada paruh kedua nanti.
Presiden Direktur Kino Indonesia (KINO) Harry Sanusi memprediksi, kondisi ekonomi akan makin positif pada paruh kedua tahun ini. Akibatnya, perusahaan pun bakal lebih ekspansif menggenjot pertumbuhan bisnis di semester II/2016.
Berdasar rancangan tersebut, Harry mengatakan perusahaan membidik angka pertumbuhan penjualan di posisi 19% secara tahunan (y-o-y). “Dan target pertumbuhan profit sebesar 44% dari 2015,” jelas Harry ketika dihubungi Bisnis.com, Senin (4/1/2015).
Harry mengungkapkan industri consumer goods di Indonesia masih menjadi sektor dengan kinerja positif.
Pasalnya, industri ini diuntungkan dari besarnya jumlah penduduk, terus meningkatnya jumlah kelas menengah, dan dominannya usia produktif yang menjadi pasar sasaran di Indonesia.
Per semester I/2015, entitas yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun lalu itu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,4% y-o-y dari Rp1,59 triliun menjadi Rp1,74 triliun.
Kemudian, perusahaan konsumer ini juga membukukan lonjakan laba sebesar 265,61% y-o-y dari Rp45,25 miliar menjadi Rp165,44 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Adapun, dari hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas 16% atau 228,57 juta saham, KINO meraup cuan senilai Rp868,57 miliar. Sebanyak 27% dari dana tersebut bakal digunakan untuk membeli atau mengakuisisi perusahaan sejenis.
Kemudian, 50% dialokasikan untuk belanja modal yang menyokong pertumbuhan organik Grup KINO. Sementara, 23% sisanya akan digunakan untuk keperluan modal kerja.
Untuk aksi anorganik, Harry berujar pihaknya tengah mengincar akuisisi atau pembentukan perusahaan patungan di segmen personal care, farmasi, dan makanan. Perusahaan, lanjut dia, tengah menjajaki pembicaraan dengan calon mitra dari Jepang untuk mendirikan joint venture di sektor makanan.
Smentara, untuk perusahaan yang bakal diakuisisi, Harry mengutarakan pihaknya akan menyasar entitas yang bergerak di personal care dan farmasi.
Harry melanjutkan, untuk rancangan ekspansi organik, KINO akan meluncurkan produk baru, menambah sarana produksi, dan meningkatkan infrastruktur distribusi. Dalam rencana perusahaan, setidaknya pada tahun ini, akan ada 75 produk baru yang bakal dirilis.
Lalu, aksi peningkatan infrastruktur distribusi dilakukan dengan menambah gudang dan mobil untuk distribusi barang. Adapun, hingga akhir tahun lalu, KINO disebutkan telah memiliki enam pabrik yang ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah.