Bisnis.com, JAKARTA – PT Sinar Mas Multiartha Tbk. tengah menjajaki dua hingga tiga investor strategis untuk menyerap saham dalam aksi private placement yang akan berlangsung pada kuartal I/2016.
Kurniawan Udjaja, Direktur PT Sinar Mas Multiartha Tbk., mengatakan para investor strategis itu berasal dari Asia. Perseroan akan memilih investor yang bisa diajak bekerja sama di bisnis multifinance dengan perseroan dan unit usaha perseroan.
Hingga saat ini, induk usaha Grup Sinarmas bidang jasa keuangan berkode saham SMMA itu masih memiliki kesempatan untuk melakukan penambahan modal non-HMETD sebesar 9,1% dari rencana penambahan modal non HMETD.
Pada 20 November 2015, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) SMMA menyetujui rencana penambahan modal non-HMETD maksimal 10% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Jumlah ini setara dengan maksimal 623,78 juta saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Perseroan baru melakukan penambahan modal Tahap I pada 15 Desember 2015 sebanyak 119,86 juta saham atau setara 1,9% di harga pelasanaan Rp5.006 per saham. Investor yang menyerap yakni PT Summit Auto Group. Total dana aksi Tahap I ini sebesar Rp600 miliar.
“Kami akan eksekusi sisanya secara bertahap dan mengusahakan 10% eksekusi selesai pada 2016. Kuartal I kami harapkan sudah bisa melaksanakan non-HMETD tahap II karena kami butuh dana untuk ikut rights issue Bank Sinarmas,” tutur Kurniawan, Senin, (28/12/2015).
PT Bank Sinarmas Tbk., anak usaha yang 53,24% sahamnya dimiliki SMMA, berencana menerbitkan saham baru (rights issue) sebesar Rp2 triliun pada 2016 untuk menaikkan modal ke BUKU III atau modal inti minimal Rp5 triliun. Menurut Kurniawan, hingga akhir tahun ini, modal inti Bank Sinarmas sebesar Rp3,4 triliun.
“Jadi, masih butuh Rp1,6 triliun sehingga bisa masuk BUKU III. Kami pasti menyuntik modal supaya terpenuhi Rp5 triliun,” kata Kurniawan.
Jadi, selain meningkatkan modal inti dari rights issue, SMMA sebagai induk Bank Sinarmas akan menyuntik modal ke bank tersebut. SMMA sendiri, menurut Kurniawan, memiliki kas Rp1,4 triliun.
Pada 2016, belanja modal SMMA sebesar Rp366 miliar. Kurniawan menjelaskan sekitar Rp109 miliar dikucurkan untuk asuransi jiwa dan Rp196 miliar untuk bank. Dana belanja modal berasal dari masing-masing anak usaha. Untuk 2015, realisasi belanja modal sekitar Rp1,3 triluin.
“Paling besar belanja modal tahun ini untuk asuransi jiwa sekitar Rp1 triliun karena mereka butuh dana untuk membangun gedung di area Setiabudi, Jakarta,” kata Kurniawan.