Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan diperkirakan menyentuh 5.300, meningkat hampir 20% dari level saat ini, seiring pemulihan ekonomi tahun depan.
Credit Suisse melihat adanya dampak dari paket stimulus ekonomi yang diluncurkan baru-baru ini, serta kebijakan fiskal dan keuangan yang mendukung pertumbuhan.
Dengan dorongan itu, pertumbuhan ekonomi diprediksi 5,2%, lebih tinggi dari konsensus 4,9%. Angka itu pun lebih tinggi dari pertumbuhan tahun ini yang diprediksi 4,6%.
Kepala Riset Ekuitas Credit Suisse Indonesia Jahanzeb Naseer meyakini tren penurunan pendapatan korporasi yang terjadi selama empat tahun akan berbalik arah tahun depan meskipun pertumbuhannya kecil.
"Setelah menurun 18% tahun ini atau penurunan paling tajam sejak krisis finansial global, ekspektasi pertumbuhan (pendapatan korporasi) 2016 kini berada di 11%," katanya, Senin (21/12/2015).
Pertumbuhan itu, lanjut Naseer, sesungguhnya rendah mengingat pada masa pemulihan ekonomi yang perlahan pun, pendapatan korporasi bisa tumbuh 15%-20%.
Kendati demikian, dia melanjutkan, peningkatan lamban itu menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang akan turut mendorong kinerja pasar modal.
"Selama lima tahun terakhir, tidak ada peningkatan pendapatan yang signifikan di seluruh Asia, khususnya Indonesia. Pendapatan mengalami peningkatan terakhir kali pada 2011. Pasar saham sulit untuk memberikan kinerja stabil ketika pendapatan sedang turun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
