Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO semakin tertekan pada awal perdagangan Kamis (17/12/2015) setelah Indonesia melaporkan penurunan tajam volume ekspor.
Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,54% ke harga 2.390 ringgit per ton.
Komoditas tersebut kemudian diperdagangkan melemah 0,29% ke harga 2.396 ringgit atau Rp7,76 juta ton pada pukul 10.07 WIB.
Harga CPO di Bursa Malaysia pekan ini terus bergerak semakin murah, telah merosot 3,6% sejak penutupan Jumat hingga penutupan perdagangan kemarin.
Penurunan kinerja ekspor Indonesia dan Malaysia menjadi sentimen utama di tengah kelesuan harga minyak mentah. Sekitar 90% CPO yang diproduksi secara global dihasilkan oleh perkebunan di Indonesia dan Malaysia.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan ekspor CPO Indonesia merosot dari 2,61 juta ton pada Oktober menjadi 2,39 ton pada November.
Data dari Indonesia menambah tekanan pada harga CPO setelah sebelumnya Intertek melaporkan volume ekspor CPO Malaysia turun 36% year on year pada 1–15 Desember 2015.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Februari 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
17/12/2015 (10.07 WIB) | 2.396 | -0,26% |
16/12/2015 | 2.403 | -0,29% |
15/12/2015 | 2.331 | -3,04% |
14/12/2015 | 2.404 | -1,52% |
11/12/2015 | 2.441 | +2,69% |
Sumber: Bloomberg