Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Ini Naik, Kurs Rupiah Sepekan Ambrol 33 Poin ke Rp13.834/US$

Kurs rupiah sepanjang pekan ini terdepresiasi 33 poin atau 0,24% ke level Rp13.834/US$ dari pekan lalu Rp13.801/US$. Sejak awal tahun, rupiah masih terdepresiasi 10,45%.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Kurs rupiah sepanjang pekan ini terdepresiasi 33 poin atau 0,24% ke level Rp13.834/US$ dari pekan lalu Rp13.801/US$. Sejak awal tahun, rupiah masih terdepresiasi 10,45%.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan di pasar  spot akhir pekan ini, Jumat (4/12/2015), kurs rupiah ditutup terapresiasi 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.834/US$.

Padahal, sehari sebelumnya Gubernur Federal Reserve Jannet Yellen mengumumkan optimismenya pada perekonomian AS.

Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level terkuat Rp13.822/US$ dan terlemah Rp13.859/US$.

Kepala Ekonom ADB Shang-Jin Wei mengatakan pertumbuhan PDB pada 2015 diproyeksikan 4,8%, turun dari 4,9% yang diprediksikan pada September 2015.

“Pada tahun 2016, pertumbuan terlihat mempercepat menjadi 5,3%, direvisi sedikit turun dari proyeksi sebelumnya akibat pemulihan ekspor yang tertunda,” ungkapnya dalam riset, Jumat (4/12/2015).

Pada saat bersamaan, Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di level Rp13.833/US$, menguat 12 poin atau 0,09% dibandingkan kurs kemarin. Level tersebut sama dengan Jakarta Interbank spot dollar rate (Jisdor).

Adapun, kurs transaksi yang dipatok Bank Indonesia pada level Rp13.902/US$ untuk kurs jual dan Rp13.764/US$ untuk kurs beli.

Belum lama ini, BI mengumumkan data cadangan devisa (Cadev) per 31 Oktober 2015 yang tersisa US$100,7 miliar atau turun US$1 miliar setara dengan Rp13,5 triliun untuk intervensi kurs rupiah selama sebulan.

Posisi Cadev per akhir Oktober 2015 lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir September 2015 yang mencapai US$101,7 miliar. Cadev tersebut cukup untuk membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sejak Juli 2015 silam, BI tercatat telah menguras Cadev US$6,85 miliar setara dengan Rp92,47 triliun. Pada Juli lalu, Cadev RI masih mencapai US$107,55 miliar.

Adapun, suku bunga acuan atau BI Rate yang dipertahankan pada level 7,5% pada 17 November 2015.

Berikut kurs rupiah di pasar spot:

Tanggal

Level (Rp/US$)

Perubahan (%)

4 Desember

13.834

+0,08

3 Desember

13.845

-0,47

2 Desember

13.780

+0,03

1 Desember

13.784

+0,45

30 November

13.847

-0,33

Sumber: Bloomberg.

Berikut kurs Jisdor Bank Indonesia:

Tanggal

Level (Rp/US$)

Perubahan (%)

4 Desember

13.833

+0,09

3 Desember

13.845

-0,64

2 Desember

13.757

+0,37

1 Desember

13.808

+0,23

30 November

13.840

-0,68

Sumber: Bank Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper