Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat pada pada penutupan perdagangan Kamis (3/12/2015) atau Jumat pagi anjlok.
Indeks dolar AS yang menjadi acuan kekuatan terhadap 10 mata uang utama tersebut tercatat sejak Selasa (1/12/2015) meninggalkan level puncaknya di angka100.
Pada penutupan perdagangan Kamis, indeks dolar AS anjlok 2,05% ke 97,94.
The Bloomberg Dollar Spot Index melemah terdalam sejak 18 Maret 2015.
Indeks dolar melemah bersama bursa dan obligasi setelah mata uang euro menguat pasca stimulus tambahan dari Bank Sentral Eropa mengecewakan investor.
Di samping itu pasar tetap menyoroti kebijakan bank sentral AS Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang segera terjadi.
Ketua Fed Janet Yellen menunjukkan kondisi ekonomi memungkinkan bank sentral AS untuk segera menaikkan suku bunga. Fed akan menggelar rapat pada 16 Desember.
"Semua orang kecewa dengan (putusan) Draghi (pimpinan bank sentral Eropa)," kata Michael, Kepala StrategiEkuitas Rhino Trading Partners LLC seperti dikutip Bloomberg, Jumat (4/12/2015).
Hal sama dikemukakan oleh analis lainnya. "Tidak ada kepanikan, hanya kekecewaan dengan ECB. Ada harapan besar Draghi dan ECB untuk memberikan stimulus lebih lanjut dan kenyataannya jauh dari harapan," kata Ryan Larson, Kepala Perdagangan Ekuitas RBC global Asset Management US Inc.
Posisi indeks dolar AS
3 Desember
| 97,940,100 (-2,05%) |
2 Desember | 99,993 (+0,20%) |
1 Desember | 99,795 (-0,37%) |
Sumber: US Dollar Index Spot Rate, 2015