Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan laju kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat masih dibayangi kemungkinan kenaikan Fed Rate.
"Walaupun tekanan pelemahan rupiah akan datang dan pergi, terlihat bahwa efek aliran dana asing yang masih keluar meresepon harapan kenaikan Fed rate akan membuka ruang pelemahan rupiah ke depan.," kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (23/11/2015).
Walaupun mulai tergerus, ujarnya, harapan kenaikan Fed Rate terlihat masih cukup tinggi.
Indeks dollar dan imbal hasil US Treasury terlihat menolak untuk turun lebih dalam lagi.
Secara umum, tambahnya, ada koreksi atas kenaikan ekspektasi kenaikan Fed Rate yang sangat drastis semenjak dua minggu lalu.
"Tetapi sampai saat ini justru kemungkinan kenaikan Fed Rate pada bulan Desember menjadi semakin besar," kata.
Rangga mengemukakan rilis data AS masih akan menjadi penentu seberapa lama kemungkinan kenaikan tersebut bertahan.
"Malam nanti ditunggu indeks manufaktur serta penjualan rumah AS," kata Rangga.
Dikemukakan koreksi pelemahan, potensi pelemahan rupiah masih ada.
Rupiah menguat tajam pada perdagangan Jumat, bersamaan dengan pelemahan tajam dolar di pasar Asia.
Dia mengatakan penguatan rupiah datang bersamaan dengan penguatan drastis IHSG dan juga SUN.
Walaupun peluang kenaikan Fed Rate membesar, data AS yang dirilis menunjukkan kenaikan yang akan terbatas dan bertahap dalam beberapa bulan ke depan.