Bisnis.com, JAKARTA -- Harga surat utang negara di pasar sekunder pada Senin, (23/11/2015), diprediksi bergerak cenderung terbatas karena masih minimnya katalis dari dalam dan luar negeri.
I Made Adi Saputra, analis fixed income MNC Securities, memperkirakan pelaku pasar akan cenderung menahan diri untuk bertransaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan surat utang negara (SUN) yang akan digelar pada Selasa, (24/11/2015). Pada lelang empat seri SUN tersebut pemerintah menargetkan jumlah penerbitan maksimum Rp9 triliun.
Dari pasar surat utang global, imbal hasil dari US Treasury bertenor 10 tahun ditutup naik pada perdagangan akhir pekan kemarin sebagai respon atas beberapa pernyataan Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral AS yang mengindikasikan tingkat inflasi AS akan mencapai target 2% pada akhir 2016 serta bahwa Bank Sentral AS akan mencapai target untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan. Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup di level 2,25% setelah pada perdagangan Kamis, (19/11/2015), ditutup di level 2,24%.
Adapun, secara teknikal, harga SUN masih berada pada area konsolidasi, mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek harga SUN masih akan cenderung bergerak mendatar (sideways) dengan perubahan harga yang relatif terbatas.
"Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN dengan menerapkan strategi trading jangka pendek," kata Made dalam risetnya yang terbit Senin, (23/11/2015).
Dia melihat beberapa seri SUN masih cukup menarik untuk dibeli seperti FR0058, FR0064, dan FR0065 yang menawarkan imbal hasil relatif lebih tinggi dibandingkan dengan seri lain dengan tenor yang hampir sama. Adapun, menurut Made, bagi investor yang ingin mendapatkan SUN yang akan menjadi seri acuan tahun depan dapat mengikuti lelang penjualan SUN yang akan diadakan pemerintah besok.