Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bom Paris vs BI Rate, Kurs Rupiah Menguat Tipis Hanya 3 Poin

Kurs rupiah pada perdagangan hari ini di pasar spot berhasil menguat tipis 3 poin ke Rp13.746/US$ seiring dengan bervariasinya mata uang emerging market.
Rupiah
Rupiah

Bisnis.com, JAKARTA—Kurs rupiah pada perdagangan hari ini di pasar spot berhasil menguat tipis 3 poin ke Rp13.746/US$ seiring dengan bervariasinya mata uang emerging market.  Investor pasar uang masih memantau kondisi pasca terror bom di Paris Perancis.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini di pasar spot, Selasa (17/11/2015), kurs rupiah terapresiasi tipis 0,02%. Kurs rupiah menguat pada urutan kelima paling tajam di antara Negara-negara berkembang lain, yang dipimpin oleh menguatnya real Brasil 0,77%.

Sepanjang hari ini, kurs rupiah bergerak pada level terkuat Rp13.683/US$ dan terlemah Rp13.798/US$. Penguatan rupiah seiring dengan menguatnya mata uang regional Asia. Tercatat, kurs rupiah masih terdepresiasi 9,88% sejak awal tahun ini.

Kepala Riset PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan penguatan rupiah yang berada pada level Rp13.500-Rp13.800 per dolar AS dinilai belum cukup menggembirakan.

“Itu (penguatan) biasa. Pasar uang sekarang ini monitor dampak lanjutan (dari serangan Paris). Seperti di Timur Tengah. Jika atensi meningkat, produk minyak terganggu dan mempengaruhi harga. (Selain itu terkait) negara sekutu mungin ada program kebijakan baru yang lebih agresif,” ungkapnya.

Sementara itu, Bank Indonesia menempatkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rebound 21 poin menjelang rapat penentuan suku bunga acuan atau BI Rate.

Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp13.711/US$, terapresiasi 21 poin atau 0,15% dari kurs sehari sebelumya Rp13.732/US$. Level tersebut sama dengan kurs tengah BI.

Adapun, kurs transaksi BI dipatok Rp13.780/US$ untuk kurs jual, dan kurs beli dipatok Rp13.642/US$.

Belum lama ini, BI mengumumkan data cadangan devisa (Cadev) per 31 Oktober 2015 yang tersisa US$100,7 miliar atau turun US$1 miliar setara dengan Rp13,5 triliun untuk intervensi kurs rupiah selama sebulan.

Posisi Cadev per akhir Oktober 2015 lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir September 2015 yang mencapai US$101,7 miliar. Cadev tersebut cukup untuk membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sejak Juli 2015 silam, BI tercatat telah menguras Cadev US$6,85 miliar setara dengan Rp92,47 triliun. Pada Juli lalu, Cadev RI masih mencapai US$107,55 miliar.

Adapun, suku bunga acuan atau BI Rate yang dipertahankan pada level 7,5% pada 15 Oktober 2015. Rencananya, hari ini akan digelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI untuk menentukan BI Rate.

Berikut kurs rupiah di pasar spot:

Tanggal

Level (Rp/US$)

Perubahan (%)

16 November

13.746

+0,02

13 November

13.685

-0,65

12 November

13.597

+0,02

11 November

13.600

+0,14

10 November

13.619

+0,18

Sumber: Bloomberg.

Berikut kurs Jisdor Bank Indonesia:

Tanggal

Level (Rp/US$)

Perubahan (%)

17 November

13.711

+0,15

16 November

13.732

-0,73

13 November

13.633

-0,42

12 November

13.575

+0,01

11 November

13.576

+0,31

Sumber: Bank Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper