Bisnis.com, JAKARTA – Rugi bersih PT Indosat Tbk. (ISAT) selama sembilan bulan pertama 2015 lebih mencapai Rp1,12 triliun, lebih rendah dari rugi bersih periode sama tahun lalu Rp1,33 triliun.
Emiten jasa telekomunikasi tersebut sejak awal tahun hingga akhir September terbebani rugi selisih kurs yang besar. Maka, tak heran bottom line perseroan tertekan.
Rugi selisih kurs bersih pada sembilan bulan pertama tahun ini melonjak menjadi Rp2,33 triliun dari rugi selisih kurs periode sama tahun lalu sebesar Rp146,7 miliar. Laporan keuangan tahun lalu disajikan kembali setelah perseroan enerapkan PSAK 24 (revisi 2013) yang berlaku efektif 1 Januari 2015.
Secara kuartalan, rugi bersih Indosat pada kuartal III/2015 mencapai Rp388,5 miliar, meningkat 39,6% dari kuartal III tahun lalu sebesar Rp278,2 miliar. Selama kuartal III tahun ini Indosat terbebani rugi selisih kurs bersih Rp1,33 triliun, melonjak 377,7% dari kuartal III/2014 sebesar Rp278,9 miliar.
“Rugi selisih kurs melonjak karena depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Kemungkinan besar sepanjang tahun ini kami mencatatkan rugi karena volatilitas rupiah,” ucap Direktur Utama Indosat Alexander Rusli, Jumat, (6/11/2015).
Dari sisi top line, pendapatan ISAT selama sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp19,58 triliun, meningkat 10,5% dari periode sama 2014 sebesar Rp17,72 triliun (year-on-year/ yoy). Pendapatan selular naik 11,9% yoy, sedangkan pendapatan non-selular meningkat 4,8%.
Sejak awal tahun hingga akhir September 2015 EBITDA perseroan mencapai Rp8,57 triliun, meningkat 12,8% dari EBITDA periode sama tahun lalu sebesar Rp7,59 triliun. Adapun, margin EBITDA mencapai 43,8%, lebih tinggi dari periode lalu 42,9%.
Hingga akhir September 2015, jumlah pelanggan selular mencapai 69 juta dan rerata ARPU selular Rp25.400. Adapun, total base transceiver station (BTS) sebanyak 46.196.