Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing masih wait and see masuk ke pasar saham Indonesia akibat sejumlah ketidakpastian dari dalam dan luar negeri .
Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 1,53% ke posisi 4.533,09 dengan rekor penguatan tertinggi di Asia Tenggara. Investor asing mencatatkan net sell Rp170,22 miliar. Lima hari perdagangan berturut-turut total jual bersih investor asing mencapai Rp2,63 triliun.
Lanjar Nafi, Analis Reliance Securities, memprediksi investor asing masih wait and see menanti realisasi paket kebijakan ekonomi serta putusan BI Rate. Menurutnya, investor asing khawatir kondisi ekonomi Indonesia belum stabil akibat banyaknya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah serta berubah kebijakan.
“Investor asing butuh kepastian. Dana investor asing akan deras masuk pasar saham Indonesia bila rencana kebijakan sudah diterapkan dan ada putusan terhadap peluang penurunan BI Rate,” ucap Lanjar.
Pemerintah telah mengeluarkan lima paket kebijakan ekonomi sejak September dan berencana mengeluarkan paket berikutnya. Adapun, peluang penurunan BI Rate semakin memanas di kalangan pelaku pasar setelah rilis data deflasi Oktober 2015 sebesar 0,08%, menyusul deflasi September 2015 sebesar 0,05%.Spread antara indeks harga konsumen (IHK) dengan BI Rate yang saat ini 7,5% kian lebar.
Karena belum adanya kepastian, Lanjar menilai investor asing masih membukukan net sell, meski IHSG menguat 1,53%. Penaikan IHSG kemarin disokong oleh penguatan rupiah terhadap dolar AS. Kemarin, rupiah menguat 0,77% ke Rp13.563 per dolar AS, sedangkan kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah di Rp13.594 per dolar AS.
Penaikan IHSG kemarin pun didukung sentimen positif dari perjanjian antara Korea Selatan, Jepang, dan China yang memprioritaskan bidang ekonomi, tanpa menyentuh perselisihan sejarah militer. Dari dalam negeri, rencana pemerintah atas kebijakan-kebijakan ekonomi ke depan menarik kepercayaan investor domestik. Rencana penurunan BI Rate setelah inflasi melambat menjadi katalis positif yang ditunggu investor.
Bila investor asing menilai tidak adanya kepastian kebijakan pemerintah, lain halnya investor domestik. Investor dalam negeri melihat paket kebijakan ekonomi merupakan katalis positif yang pada akhirnya membuat investor percaya diri masuk ke pasar saham. Investor domestik pun sangat antusias terhadap berita-berita soal pembangunan infrastruktur.
Lanjar menilai ke depan investor asing menanti rilis data neraca perdagangan, cadangan devisa Oktober 2015, dan produk domestik bruto kuartalan. Data cadangan devisa menjadi hal penting yang dinanti investor setelah rupiah menguat tajam pada awal Oktober 2015.
“Pasar saham kita masih cukup positif hingga keluar tiga data tersebut,” ucap Lanjar.
Prediksinya, IHSG kembali mencoba menguat di kisaran pergerakan 4.515-4.655 pada perdagangan hari ini, Rabu, (4/11/2015).