Bisnis.com, JAKARTA – Rapat umum pemegang saham luar biasa PT Bursa Efek Indonesia menetapkan asumsi rerata nilai transaksi harian 2016 sebesar Rp7 triliun, naik dari asumsi yang sudah direvisi pada tahun ini Rp6 triliun.
Proyeksi yang tertuang dalam rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2016 itu berdasarkan beberapa asumsi indikator makro ekonomi tahun depan. Asumsi itu yakni pertumbuhan ekonomi pada 2016 di kisaran 5,3%, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7,5%, laju inflasi 4% +/- 1% berdasarkan estimasi BI, serta kesepakatan pemerintah dan DPR 4,7%, dan suku bunga SPN 3 bulan 5,5%.
Asumsi indikator makro ekonomi lainnya yaitu suku bunga deposito pada 2016 sebesar 7,65% berdasarkan data suku bunga rerata deposito rupiah pada bank umum dalam satu bulan serta rerata nilai tukar rupiah di Rp13.900 per dolar AS yang merupakan angka kesepakatan pemerintah dan DPR.
“Penetapan tersebut berdasarkan hasil estimasi data historis selama 2009 sampai dengan 30 September 2015,” kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio usai rapat umum pemegang saham luar biasa, Rabu (28/10/2015).
Menurutnya, penetapan asumsi tersebut didukung peningkatan free float emiten minimal 7,5% atau minimal 75 juta lembar saham yang efektif pada Januari 2016. Juga disokong rencana perluasan efek margin yang akan memberikan variasi instrument transaksi bagi pelaku pasar.