Bisnis.com, JAKARTA— Harga obligasi kembali melemah dan yield melanjutkan kenaikannya.
Data dari Bloomberg menyebutkan harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun seri FR 56, pada hari ini, Kamis (22/10/2015) pk. 10:33 WIB melemah 0,7 basis poin atau 0,01% ke 97,424%.
Sementara itu yield kembali naik. Kali ini naik tipis yaitu 0,1 poin atau 0,01% ke 8,744%.
Pelemahan harga obligasi menipis, menjelang paket kebijakan ekonomi V dirilis. Rencananya pemerintah hari ini merilis paket tersebut.
Maximilianus Nico Demus. L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas Indonesia, mengemukakan pagi ini pasar obligasi di buka melemah di bandingkan penutupan kemarin dengan potensi melemah terbatas.
Rupiah juga di buka sempat melemah meskipun pada akhirnya mulai menguat kembali.
“Para pelaku pasar dan investor juga menanti berita dari global mengenai meeting ECB,” kata Nico dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (22/10/2015).
Kemarin rupiah gagal menguat dan justru tertekan sentimen penguatan dolar di pasar Asia, yield SUN pun kembali naik hampir pada setiap tenor. Akan tetapi tekanan jual di pasar SUN belum mengakibatkan proporsi kepemilikan SUN oleh asing berkurang drastis.
“Tekanan penguatan dolar yang masih akan bertahan, paling tidak hingga keputusan FOMC meeting minggu depan akan membuat yield SUN berpeluang mempertahankan tren kenaikannya,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (22/10/2015).
Walaupun peluang dinaikkannya suku bunga The Fed dan diturunkannya kembali suku bunga ECB sangat kecil saat ini, volatilitas menjelang pengumuman resmi berpeluang menjaga volatilitas tinggi di pasar SUN.
Setelah itu, pasar SUN berpeluang mengembalikan sentimen positifnya dan mulai beralih fokusnya ke angka inflasi Oktober yang diperkirakan masih akan berada di dalam tren penurunan.
Di tengah kenaikkan yield, total transaksi dan total frekuensi turun di bandingkan hari sebelumnya. Total transaksi di dominasi oleh obligasi berdurasi 1 – 3 tahun, di ikuti dengan 7 – 10 hingga 15 – 20 tahun.
Meningkatnya transaksi di tenor pendek, ujarnya, juga memberikan indikasi meningkatnya volatilitas di pasar obligasi sehingga di gunakan untuk meredam volatilitas yang terjadi.
Pagi ini pasar obligasi di buka melemah di bandingkan penutupan kemarin dengan potensi melemah terbatas. Rupiah juga di buka sempat melemah meskipun pada akhirnya mulai menguat kembali. Para pelaku pasar dan investor juga menanti berita dari global mengenai meeting ECB.
Laju obligasi pemerintah tenor 10 tahun seri FR56
Tanggal | Harga (%) | Yield |
Pk. 10.33 WIB (22 Oktober) | 97,424 | 8,744 |
21 Oktober | 97,431
| 8,743 |
Sumber: Bloomberg, 2015