Bisnis.com, JAKARTA— Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kembali menguat, telah terapresiasi selama 6 hari berturut-turut.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp13.466 per dolar AS, terapresiasi 55 poin atau menguat 0,41% dari kurs Jumat.
Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas, penguatan tajam rupiah sepanjang pekan lalu menunjukkan faktor domestik berperan di pasar kurs selain sentimen penundaan penaikan The Fed.
Data positif neraca perdagangan bisa menjaga sentimen positif pada rupiah di tengah kelesuan nilai tukar dolar AS di pasar spot.
“Minggu ini ditunggu neraca perdagangan yang surplusnnya kembali melebar, selain inflasi yang lebih rendah di September,” kata Rangga.
Rupiah tertekan di pasar spot, diperdagangkan melemah 0,12% atau 16 poin ke Rp13.428 per dolar AS pada pukul 10.05 WIB. Laju depresiasi rupiah semakin tipis menjelang siang setelah pagi tadi sempat melemah hingga 0,69% atau 93 poin ke Rp13.505 per dolar AS.
Pasar tampaknya mengacuhkan komentar dari petinggi-petinggi The Fed yang mengisyaratkan Fed Fund Rate tetap akan dinaikkan pada 2015.
Probabilitas penaikan Fed Fund Rate pada Oktober atau Desember bertahan di bawah 50% setelah Stanley Fischer dari The Fed mengatakan potensi pasar tenaga kerja masih kuat meskipun data penyerapan tenaga kerja September mengecewakan.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
10 Oktober | Rp13.466 |
9 Oktober | Rp13.521 |
8 Oktober | Rp13.809 |
7 Oktober | Rp14.065 |
6 Oktober | Rp14.382 |
Sumber: Bank Indonesia