Bisnis.com, JAKARTA - Meski pasar saham sudah mulai membaik selama sepekan ini, sejumlah sekuritas dan manajer investasi tidak lantas merevisi naik target indeks harga saham gabungan tahun ini.
Sejak 2 Oktober hingga 9 Oktober 2015, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 381,54 poin hingga bertengger di 4.589,34 per penutupan perdagangan Jumat, (9/10/2015).
Penguatan rupiah sepanjang pekan lalu sebesar 7,52% menyokong masuknya dana investor asing ke pasar saham Indonesia sebesar Rp2,26 triliun. Capital inflow mingguan ini terbesar sejak 33 pekan terakhir.
Seperti yang dilakukan PT Universal Broker Indonesia. Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan belum berencana merevisi lagi target IHSG. Pada awal tahun, perusahaan menargetkan IHSG bisa menyentuh 6.100-6.350, tetapi kondisi pasar saham yang merosot sejak April akibat perlambatan ekonomi dan perekonomian global membuat perusahaan merevisi menjadi 4.750-4.900.
“Untuk sementara kami masih menunggu dulu, melihat sampai dimana kenaikannya. Kalau nanti bisa menyentuh 5.200, ada kemungkinan revisi, tapi sekarang masih belum,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis, Jumat (9/10/2015).
Dia menilai, potensi kenaikan IHSG memang sangat tinggi meski ruang kenaikan kian sempit. Dia memprediksi, bila kondisi pasar saham stabil seperti ini hingga akhir tahun, IHSG pada 2016 bisa menyentuh 5.800-6.700.
“Harapannya perekonomian dalam negeri dan global membaik, dan asing terus masuk bursa.”
Senada, Vice President Investment PT Quant Kapital Investama Hans Kwee menuturkan perseroan menargetkan IHSG bisa menyentuh 5.200-5.300 akhir tahun ini setelah merevisinya dari target 6.000-6.200 di awal tahun. Hingga saat ini, perusahaan masih belum merevisi target IHSG yang terbaru, yakni 5.200-5.300.
“Melihat kenaikan indeks sekarang, kami pikir IHSG masih berpotensi ke sana (5.200-5.300). Paling tidak, mungkin IHSG sekitar 5.100 di akhir tahun,” kata Hans.
Reza Priyambada, Kepala Riset PT NH Korindo Securities mengatakan belum akan menaikkan target IHSG meski pasar sudah mulai kondusif selama sepekan terakhir. Menurutnya, masih ada sentimen yang ditunggu, yakni rilis laporan kinerja emiten kuartal III.
“Kami masih menunggu laporan keuangan emiten dulu, serta bagaimana reaksi investor terhadap laporan keuangan emiten kuartal III,” kata Reza, Minggu (11/10/2015).