Bisnis.com, JAKARTA— Apresiasi rupiah mendorong investor masuk ke pasar obligasi dan makin menekan yield surat utang negara di pasar sekunder.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 turun 17 basis poin ke 9,132% pada Senin (5/10/2015), pukul 10:38 WIB. Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut naik 1,02% ke level 95,602.
Maximilianus Nico Demus, Analis Pendapatan Tetap dari Samuel Sekuritas, mengatakan rupiah adalah pemicu utama kenaikan nilai SUN di pasar sekunder.
Rupiah hari ini menguat tajam di pasar spot seiring anjloknya nilai tukar dolar terhadap berbagai mata uang. Dolar merosot setelah penyerapan tenaga kerja Amerika Serikat tumbuh jauh di bawah ekspektasi pada September.
“Buruknya angka tenaga kerja AS memicu yield US Treasury turun ke bawah 2%, memicu yield Bund dan JGB Jepang turun drastis. Di Asia, pasar obligasi bisa tertular penuurunan yield di negara maju. Ini membuka ruang penguatan SUN,” para Nico.
Dia menambahkan penurunan yield memberikan sinyal kepada investor tentang potensi dampak dari kebijakan ekonomi pemerintah dan Bank Indonesia.
“Pasar obligasi dibuka menguat dibandingkan penutupan kemarin sore dengan potensi menguat terbatas, mengingat masih ada beberapa prospek ekonomi yang kurang baik,” kata Nico.
Rupiah diperdagangkan menguat 88 poin atau terapresiasi 0,6% ke Rp14.558 per dolar AS pada pukul 10:45 WIB.
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
5/10/2015 (10.38 WIB) | 95,602 (+1,02%) | 9,132 |
2/10/2015 | 94,641 (+0,12%) | 9,304 |
1/10/2015 | 94,523 (+1,11%) | 9,457 |
Sumber: Bloomberg