Bisnis.com, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia akan mengerjakan empat hal untuk mengerek transaksi saham menjadi Rp7 triliun per hari setelah tahun ini hanya sanggup mengejar Rp6 triliun per hari.
Direktur Utama PT BEI Tito Sulistio meyakini ketidakpastian yang melingkupi pasar keuangan berkaitan dengan pengetatan moneter Amerika Serikat dan devaluasi yuan China akan berakhir Oktober-November tahun ini.
Dengan demikian, ketidakpastian berkurang dan transaksi saham tahun depan bisa lebih aktif. Seperti diketahui, BEI memangkas proyeksi rerata transaksi saham tahun ini dari Rp7 triliun menjadi Rp6 triliun per hari.
"Untuk mencapai Rp7 triliun itu (tahun depan), ada empat stakeholder yang harus kami kerjakan, yaitu menambah emiten yang bagus, maintain (membina) broker, menambah jumlah investor, dan menyempurnakan semua sistem dan infrastruktur di bursa," kata Tito, Kamis (1/10/2015).
Dia meyakini bank sentral AS menaikkan suku bunga akhir tahun ini. Soal China, lanjutnya, G20 telah mengonfirmasi tak ada lagi devaluasi yuan.
Namun, lanjutnya, sentimen positif dari dalam negeri tetap diperlukan, yakni melalui eksekusi belanja pemerintah, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur.