Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan rupiah membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah sendirian di saat bursa Asia menghijau memanfaatkan sentimen positif dari Amerika Serikat pada Rabu (16/9/2015).
IHSG turun 0,16% atau melemah 7,16 poin ke level 4.340,00 pada jeda siang. Indeks berakhir di zona merah setelah berfluktuasi antara level 4.335,79—4.370,35 sepanjang sesi I.
Pelemahan pada IHSG terjadi di saat hampir semua indeks utama bursa di Asia bergerak positif. Nikkei 225 menguat 0,73%, indeks Kospi melonjak 2%, sedangkan indeks Stratis Times naik 0,86%.
Dana mengalir ke bursa saham setelah data ritel dan manufaktur AS yang dirilis kemarin malam memperkuat indikasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan pada September.
Namun, sentimen positif tersebut tidak mampu mendorong IHSG bergerak melawan tekanan rupiah yang kemarin merosot menembus level Rp14.400. Rupiah melemah 0,28% ke Rp14.448 per dolar AS pada pukul 12:12 WIB, kurs dengan kinerja terburuk di Asia.
“Indeks masih akan cenderung ditutup melemah seiring minim-nya katalis penguatan, termasuk nilai tukar rupiah yang kembali menyentuh angka new low. Keputusan penundaan (The Fed) bisa menjadi mendorong aksi selektif beli,” kata Akhmad Nurcahyadi, Analis Samuel Sekuritas.
Saham yang menjadi sasaran aksi beli selektif antara lain adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang naik 0,92%, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) yang naik 8,1%, dan PT Sentul City Tbk (BKSL) yang naik 13,51%.
Tekanan muncul dari penjualan saham-saham big cap, terutama PT Astra International Tbk (ASII) yang turun 2,49% dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang turun 1,22%. Saham 4 bank aset terbesar juga kompak bergerak di zona merah.
Sebanyak 123 saham menguat, 101 saham melemah dan 294 saham stagnan dari 518 saham yang diperdagangkan di BEI.
Indeks Bisnis27 merosot 0,25% pada jeda siang ke level 359,26. Bisnis27 terus merosot setelah dibuka naik 0,37% ke level 361,48.